Sukses

Pemuda Penikam 7 Siswa SD di NTT Pernah Melamar Jadi Guru

Selama ngekos, Irwansyah, pemuda yang menikam tujuh siswa SD di NTT itu, tak pernah bersosialisi dengan warga sekitar.

Liputan6.com, Kupang - Irwansyah, pemuda yang melukai dan menikam leher tujuh siswa SDN 1 Seba, Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Selasa 12 Desember lalu, ternyata pernah melamar sebagai guru di beberapa sekolah di kabupaten tersebut.

"Pelaku pernah melamar kerja sebagai guru, tetapi tidak diterima, sehingga bersama enam temannya jadi pedagang keliling. Mereka ngekos di rumah warga," ujar Kapolda NTT Brigadir Jenderal E Widyo Sunaryo, Kupang, NTT, Kamis, 14 Desember 2016.

Selama indekos, lanjut Widyo, pemuda 32 tahun asal Kota Bekasi, Jawa Barat itu, tak pernah bersosialisasi dengan warga sekitarnya. Bahkan, pintu kosnya selalu tertutup.

"Dia orangnya pendiam dan tertutup. Dia tidak pernah bersosialisasi dengan lingkungan. Kami akan lakukan penyelidikan kenapa pelaku bersikap begitu," kata dia.

Menurut Widyo, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak keluarga terkait pemulangan jenazah Irwansyah setelah tewas diamuk massa yang masuk ke sel tahanan kepolisian.

Kapolda juga berjanji akan menyelidiki kasus penganiayaan terhadap Irwansyah hingga tewas. "Polisi tetap lakukan penyelidikan karena merupakan pelanggaran hukum," dia menegaskan.

Widyo menambahkan, situasi saat ini sudah kondusif. Namun untuk langkah preventif, Polda NTT telah mengirim pasukan tambahan 138 personel yang terdiri dari Brimob dan TNI.

"Kasus ini tidak ada kaitan dengan SARA, ini murni kriminal," kata dia.

Widyo mengimbau warga Sabu Raijua dan NTT tidak mudah terprovokasi berita di media sosial, yang umumnya cenderung memutarbalikkan fakta yang sebenarnya.

"Dalam menyikapi kejadian ini, warga diminta tidak melakukan tindakan anarkis, dan mempercayakan langkah penegakan hukum oleh Polri, agar tetap menjaga suasana persaudaraan, toleransi dan kerukunan antar warga," Kapolda NTT memungkasi penjelasan seputar kasus penikaman siswa SD tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.