Sukses

Duh, Ratusan Produsen Obat Tradisional Belum Berizin

Di sentra obat tradisional Jawa Tengah masih banyak produsen obat tradisional belum mengurus izin produknya.

Liputan6.com, Solo - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Tengah menyatakan hingga saat ini ada sekitar ratusan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) obat tradisional belum memiliki izin dari institusi ini. BPOM gencar melakukan pembinaan dan pengawasan agar UKM Obat Tradisional (OT) ini memproduksi obat yang berkualitas.

Kepala BPOM Jawa Tengah, Endang Pudjiwati menjelaskan hingga saat ini ada sekitar 300 UKM obat tradisional yang beredar di wilayah Jawa Tengah. Dari 300 UKM itu, sebanyak 112 yang sudah memiliki izin dari BPOM.

"UKM Obat Tradisional di Jawa Tengah ada sekitar 300 produsen. Tetapi dari jumlah itu banyak yang belum menyesuaikan dengan ketentuan yang baru. Hanya ada 112 UKM obat tradisional yang sudah memperbaharui izinnya. Sisanya masih terkendala dengan izin usahanya," ujar dia dalam Pertemuan dan Fasilitasi Registrasi Obat Tradisional untuk UKM di Solo, Kamis, 15 Desember 2016.

Kepala BPOM Pusat, Penny Kusumastuti Lukita menjelaskan untuk memastikan agar UKM ini terdaftar, pihaknya intensif melakukan pembinaan. Harapannya, semua UKM di wilayah Jawa Tengah yang dikenal sebagai sentra obat tradisional bisa terdaftar, sehingga dipastikan memiliki kualitas yang bermutu.

"Kita berkomitmen untuk memfasilitasi UKM ini baik saat pre dan post market. Saat pre-market ini memberikan mereka izin edar. Kemudian saat post market, kita mengawasi mereka agar produksi yang mereka hasilkan ini sama dengan produk yang beredar," Penny mengungkapkan.

Beragam pelatihan dan pendampingan dilakukan BPOM. Salah satunya dengan mengajak kerja sama perusahaan jamu yang sudah eksis seperti PT Sido Muncul untuk membantu UKM ini dalam berproduksi.

Presiden Direktur PT Sido Muncul , Irwan Hidayat menyatakan kesediaannya melakukan training untuk UKM di pabrik PT Sido Muncul. Sebagai tahap awal, Sido Muncul memberikan belasan bantuan mesin pengemas saset kepada UKM.

"Semoga bantuan ini bisa bermanfat dan memacu semangat UKM untuk lebih giat berusaha. Untuk pelatihan di pabrik jamu, nanti bukan hanya masalah produksi tetapi juga marketing-nya. Untuk jumlah yang ikut pelatihan, saya ngikut BPOM saja," Irwan memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.