Sukses

Warga Makassar Nyaris Makan 3 Ton Ikan Berformalin

Kepolisian Makassar mengamankan tiga ton ikan mengandung formalin di Dermaga Paotere Makassar.

Liputan6.com, Makassar - Warga kota Makassar nyaris mengonsumsi ikan merah yang diawetkan dengan formalin. Beruntung Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan berhasil mengamankan sebanyak tiga ton ikan siap jual itu dari sebuah kapal asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan, KM Adi Wijaya 01, pada Selasa, 6 Desember 2016, sekitar pukul 10.00 Wita di Dermaga Paotere Makassar.

Kapolda Sulsel Irjen Anton Charliyan mengatakan penggeledahan terhadap KM Adi Wijaya 01 bermula dari laporan masyarakat tentang adanya dugaan kapal tersebut memuat ikan yang mengandung formalin.

"Setelah kapal itu tiba, Direktorat Kriminal Khusus Polda Sulsel kemudian melakukan pengecekan terhadap ikan yang dimuat kapal tersebut, setelah mengindikasikan bahwa ikannya mengandung formalin kami kemudian lalu berkoordinasi dengan pihak PPNS dari BPOM Kota Makassar," kata Anton, Jumat, 9 Desember 2016.

Anton menjelaskan setelah pihak PPNS BPOM melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap air ikan dan daging ikannya terbukti bahwa ikan tersebut mengandung formalin.

"Jadi dari 20 ton ikan yang dimuat oleh kapal tersebut, tiga ton diantaranya mengandung formalin sesuai hasil pemeriksaan kami dari pihak kepolisian bekerjasama dengan BPOM," jelasnya.

Selain ribuan ikan tersebut, lanjut Anton, pihaknya juga mengamankan seorang nahkoda yang mengemudikan kapal tersebut dari banjarmasin ke Kota Makassar. "Seorang nakhoda kita amankan dia adalah Normansyah," ungkapnya.

Terpisah, Kabid Pemeriksaan dan Penyidikan BPOM Makassar, Martini menjelaskan bahwa pihaknya masih akan melakukan penyelidikan lebih mendalam lagi mengenai seberapa banyak kandungan formalin yang ada pada ribuan ikan asal Banjarmasin itu. Ia juga menjelaskan bahwa zat pengawet formalin dapat sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

"Kita akan selidiki lagi ikan-ikan itu, yang jelas formalin itu sangat berbahaya, dapat menyebabkan kanker. Formalin itu kan pengawet mayat manusia atau kayu," tutur dia.

Martini juga menyebutkan beberapa langkah-langkah mudah untuk membedakan ikan segar dan ikan berformalin.

"Yang pertama itu tentu saja ikan itu tidak berbau sehingga tidak dihinggapi lalat, lalu usahakan perhatikan teksturnya tang berformalin biasanya cenderung lebih pucat dagingnya," imbuh dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini