Sukses

Syukuri Mata Normal dengan Nonton Tayangan Ini

Liputan6.com, Yogyakarta - Festival Film Dokumenter 15 yang diselenggarakan di Yogyakarta menghadirkan tontonan yang berbeda. Dengan menggunakan teknologi berupa kacamata virtual reality (VR) yang dihubungkan dengan ponsel pintar, penonton seolah-olah 'terseret' dalam tayangan yang disaksikan.

 Teknologi virtual reality untuk menonton film dokumenter di Festival Film Dokumenter 15 Yogyakarta (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Salah satu film yang ditampilkan dengan VR ini berjudul Notes On Blindness. Film berdurasi 25 menit ini bercerita tentang pengalaman John Hull yang kehilangan pengelihatannya pada 1983.

John mengasah sensorik di dalam dirinya dan sempat direkam dalam film panjang karya James Spinney dan Peter Middleton. Lalu, Arnaud Colinart dan Amaury La Burthe meresponsnya lewat medium VR.

Pengunjung memasuki area pemutaran film berupa sebuah ruangan di Kelas Pagi Yogyakarta (KPY) lalu diberi pengarahan oleh pemandu. Setelah itu, penonton memasang kacamata VR serta headphone dan mulai memilih mode bahasa.

Film dibuka dengan warna yang didominasi hitam. Perlahan gambaran aktivitas di sebuah taman muncul. Suasana ramai dipenuhi orang yang lalu lalang, mulai dari berjalan kaki, berlari, duduk bercengkerama di kursi taman, sampai anak kecil bermain sepeda.

Sosok yang ditampilkan dalam film tersebut tidak berwujud orang sepenuhnya, melainkan hanya sosok bayangan.

Cahaya putih yang berpendar membentuk prisma menyelimuti suasana taman. Saat menonton tayangan awal itu, orang diajak untuk merasakan pengalaman John menjelang buta total. Sebelum sama sekali tidak biasa melihat, pandangannya membayang dan seperti membentuk dimensi baru.

Suasana dimensi berbeda itu juga seolah-olah menarik penonton yang menyaksikan film tersebut. Perasaan takut dan gelisah pun muncul seolah merepresentasikan perasaan John Hull kala itu.

"Melalui dokumenter ini kami ingin menunjukkan perasaan para penyandang disabilitas yang direspons dengan empati penonton secara langsung," ujar Greg Arya, Direktur FFD 15.

Selain dokumentasi tentang pengalaman John Hull, ada pula karya Jane Gauntlett dalam In My Shoes: Dancing with Myself. Berbeda dengan Notes on Blindness, film ini membuat penonton menjadi Jane, tokoh utama yang mengidap epilepsi.

Latar film adalah sebuah restoran dan penonton pun duduk di sebuah meja yang diset menyerupai resto lengkap dengan daftar menunya.

Penonton menikmati film 3D tentang penyadang disabilitas untuk memberikan efek empati. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Menurut Greg, VR menghadirkan telusur alternatif bagaimana penyandang disabilitas melampaui keterbatasan mereka.

Secara keseluruhan, tuturnya, ada 2 judul film menggunakan VR yang bisa dinikmati pengunjung FFD 15 di KPY selama 3 hari, Kamis sampai Minggu, 8-10 Desember 2016 mulai pukul 13.00-17.30 WIB.

Lokasi pemutaran film berada di tiga tempat, yakni Societet Taman Budaya Yogyakarta, IFI Lembaga Indonesia Perancis, dan KPY.

Greg menambahkan memasuki penyelenggeraan ke-15, festival yang diadakan setiap tahun sejak 2002 pada minggu kedua Desember ini menghadirkan 71 film dari 32 negara. Tujuannya, memberikan tambahan referensi dan ide kreatif bagi para pengunjung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.