Sukses

6 Kasus Orangtua Bunuh Anak Sendiri yang Menyayat Hati

Mereka meregang nyawa di tangan orang yang sangat dikasihinya.

Liputan6.com, Jakarta Tuhan menitipkan anak kepada orangtua untuk dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Setiap orang tua memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga 'titipan' itu.

Namun, beberapa kasus  tidak jarang orangtua dengan tega bertindak kasar, bahkan sampai menghabisi nyawa si anak.

Dengan berbagai motif, kasus-kasus ini memperlihatkan betapa tega orangtua memperlakukan darah dagingnya secara tidak manusiawi.

1. Ibu Tega Hilangkan Nyawa Anak Kandung di Grobogan

Warga mengerumuni rumah tempat bocah lima tahun yang diduga dibunuh ibu kandung sendiri di Grobogan, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Pembunuhan sadis kembali terjadi di Grobogan, Jawa Tengah. Bocah berusia balita yang diketahui bernama M Azka, tewas di tangan ibunya.

Bocah laki-laki yang diduga korban pembunuhan ibu kandung itu pertama kali diketahui sang ayah, Sukimin. Saat itu lelaki berusia 40 tahun tersebut pulang ke rumah di Dusun Semen, Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari, usai bekerja di sawah.

Sukimin mengaku, tidak pernah berpikir anaknya menjadi korban pembunuhan Umi Nurhidayah yang tidak lain istrinya sendiri. "Pulang ke rumah sekitar pukul 07.00 WIB. Anak saya (M Azka) sudah diseret istri saya," ucap dia saat ditemui di Grobogan, Minggu 4 Desember 2016.

Saat ia melihat lebih dekat, ternyata anak keduanya itu sudah dalam keadaan tidak bernyawa. "Dalam keadaan leher sudah tergorok, mungkin sudah meningggal. Alat yang digunakan untuk menggorok sudah dibuang," tutur Sukimin yang sempat teriak histeris, sehingga mengundang kerumunan warga.

Kasat Reskrim Polres Grobogan AKP Eko Adi mengungkapkan, saat ini tengah menyelidiki kasus pembunuhan yang diduga dilakukan oleh ibu kandung korban.

"Kita sedang melakukan penyelidikan. Tim Inafis Grobogan dan dokter Puskesmas sudah di lokasi kejadian. Dari hasil pemeriksaan, di leher korban terdapat luka sepanjang 10 cm," kata AKP Eko.


2. Kisah Pilu 'Arie Hanggara' di Palembang

Film Arie Hanggara  (Wikipedia)

Bocah bernama Bryan Aditya Fadhillah harus meregang nyawa di tangan ibu kandungnya sendiri, SK. Anak laki-laki berusia 4 tahun itu dianiaya sang ibu hingga berujung kematian.

Pengusutan kasus penganiayaan yang menggemparkan warga Jalan Lubuk Bakung, Kecamatan Ilir Barat 1, Palembang, Sumatera Selatan, itu pun terus bergulir. Kini, kasus berkembang dengan dugaan adanya campur tangan sang suami, Salbani, yang diduga turut serta dalam menganiaya sang anak dengan cara tidak wajar.

Saat diinterogasi, wanita berusia 23 tahun itu mengakui suaminya juga sering menganiaya sang anak saat dalam kondisi emosi.

"Dia (suami SK) pernah juga memukul anak saya, dipukul pakai tali pinggang dan dimasukkan ke dalam karung. Yang saya bilang ini benar, suami juga pernah (memukul anak)," ucap SK kepada Liputan6.com di Polresta Palembang, Minggu (27/11/2016).

Namun, SK mengakui dirinya lebih sering menganiaya BR dibandingkan sang suami. Bahkan, penganiayaan berlangsung saat sang suami sedang kerja. Emosi SK yang sering meledak-ledak pascapertengkaran dengan suami inilah yang mendorong SK melampiaskan kepada sang anak.


3. Depresi Berat Picu Pembunuhan

Hasil keterangan sementara tersangka Nurlaela sudah lama menderita depresi berat.

Tahun lalu, Nurlela, tega menganiaya anak kandungnya Nur Qoidatul Zakiyah sampai tewas. Ketika ditetapkan menjadi tersangka, polisi belum mengetahui motif Nurlela menganiaya anaknya karena masih depresi berat.

Nur Qoidatul Zakiyah, bocah berumur 1,5 tahun meninggal setelah menjalani perawatan di RS Waled Cirebon. Pada bagian wajah dan kepalanya ditemukan luka lebam yang diduga akibat dianiaya ibu kandungnya Nurlela.

Penganiayaan terhadap korban yang merupakan anak kandungnya diduga sudah lama dilakukan tersangka, karena proses persalinan melalui operasi caesar dinilai terlalu menguras biaya.


4. Anak Semata Wayang Pasutri Bogor

Pasutri di Bogor aniaya anak sendiri hingga meninggal (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Surni Puri (25) dan Ahsi Avei (27), pasangan suami istri di Bogor, Jawa Barat, yang tega menyiksa anaknya sendiri hingga tewas mengaku sadar saat menganiaya anaknya, Yeol Ghi Nichiardo (3).

Ahsi Avei (27), ayah korban, mengaku khilaf dan kini menyesal telah menghilangkan nyawa anak semata wayangnya itu.

Saya menyesal. Saat mendorong anak, saya masih sadar," kata Avei, ditemui di Mapolres Bogor, Senin (28/11/2016).

Namun ketika ditanyakan apakah perbuatan yang dilakukannya karena stres, pria pengangguran ini berucap, "Anak saya bandel, tidak nurut."

Rasa penyesalan juga dirasakan Sari Puri, ibu yang turut serta menganiaya anaknya sejak dua bulan terakhir ini. Puri sering menangis di tahanan ketika teringat anaknya.

"Saya menyesal. Minta maaf," ucap Puri.

Hanya kata-kata itulah yang keluar dari mulut pasutri yang dikaruniai satu anak tersebut. Setelah itu, tidak ada lagi kata yang keluar dari mulut mereka, dan hanya terdiam sambil menundukkan kepala.

 

5. Polisi Mutilasi Kedua Anak Kandung

Brigadir Petrus Bakus, pelaku mutilasi anak kandung di Kalbar | Via: pojoksatu.id

Kisah memilukan ini tentu masih teringat hingga sekarang. Brigadir Petrus Bakus dengan tega memutilasi kedua anaknya, Fabian dan Amora.

Hari itu menjadi mimpi buruk yang menimpa keluarga anggota Satuan Intelkam Polres Melawi. Kedua anak kandungnya yang masih balita tewas dengan kondisi mengenaskan di rumah dinas lingkungan asrama Polres Melawi.

Dari pemeriksaan sementara, Brigadir Petrus Bakus memiliki sejarah menderita skizofrenia atau halusinasi, dan kerap kesurupan. Saat ini, Brigadir Petrus Bakus masih menjalani pemeriksaan intensif dan ditahan di Polres Melawi, Kalimantan Barat.

 

6. Duka untuk Angeline

Angeline, bocah berusia 8 tahun yang pada Bulan Mei lalu dilaporkan hilang dan ditemukan tiga minggu kemudian dengan keadaan tak bernyawa. 

Kasus Angeline merupakan kasus besar kekerasan anak. Bocah perempuan ini dibunuh ibu angkatnya dengan kejam.

Angeline, bocah cantik asal Bali sempat dikabarkan hilang dan ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa. Dia dikubur di halaman belakang rumahnya di Jalan Sedap Malam Nomor, 26 Sanur, Bali.

Kasus ini sempat heboh di dunia maya karena pihak keluarga angkat Angeline sempat menyampaikan berita kehilangannya melalui media sosial.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini