Sukses

Senapan Makan Tuan Pemburu Ayam Hutan

Saat senapan angin menyalak, lontarannya bersarang di perut sang pemburu ayam hutan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Berniat memburu ayam hutan di perkebunan sawit di Desa Pauh, Kabupaten Indragiri Hulu, ‎Riau, Idris alias Atan pulang tanpa nyawa ke rumahnya. Dia terkena tembakan senapan angin miliknya sendiri yang bersarang di perut.

Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo menyatakan pria berusia 53 tahun itu sudah dimakamkan keluarganya. Pihak keluarga belum membuat laporan sejak Atan dinyatakan meninggal pada Minggu, 4 Desember 2016 lalu.

"Meski demikian, saksi-saksi yang mengetahui kasus ini tetap diperiksa. Untuk keluarga korban belum dimintai keterangan karena masih berduka," kata Guntur, Selasa, 6 Desember 2016.

Guntur menceritakan, kejadian bermula ketika korban bersama empat warga lainnya masuk ke kawasan perkebunan sawit. Setibanya di sana, mereka berpencar untuk mencari keberadaan ayam hutan di lokasi tersebut.

Ketika berpencar itu, tiga warga lainnya mendengar suara tembakan senapan angin dari arah korban. Dengan harapan korban sudah menembak ayam hutan, warga lainnya berlari ke arah korban.

"Sesampainya di lokasi, korban sudah ditemukan terlentang dengan senapan angin yang sudah terlempar sekira satu meter darinya," kata mantan Kapolres Pelalawan ini.

Kaget, para warga tadi langsung mengecek tubuh korban dan ditemukan bekas tembakan senapan angin di perut. Korban kemudian digotong ke sebuah rumah yang biasa dijadikan warga untuk berobat.

"Sesampainya di rumah itu, korban sudah tak bernyawa dan langsung dibawa ke rumah duka untuk diselenggarakan jenazahnya," ucap Guntur.

Berdasarkan pemeriksaan saksi yang dilakukan kepolisian, korban diduga meninggal dunia akibat terkena tembakan dari senapan anginnya sendiri. Senjata itu diduga meletus dan mengenai bagian perut ketika korban mengokangnya.

"Senapan angin merek Panther Sport Air Rifle yang digunakan korban sudah diamankan. Begitu juga sehelai baju terakhir yang digunakan sewaktu berburu ayam hutan," kata Guntur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini