Sukses

Petani Penggarap Bakal Asuh Monyet-Monyet Genit Purwakarta

Melalui penataan kawasan ekowisata, populasi monyet akan terjaga karena terhindar dari tangan jahil para pemburu atau warga.

Liputan6.com, Purwakarta - Sebanyak 16 petani penggarap lahan di kawasan hutan Desa Jatimekar, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, akan diangkat menjadi tenaga harian lepas oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta untuk merawat monyet-monyet 'genit'.

Langkah itu diambil Pemkab setempat sebagai tindak lanjut dari gagasan membuat Kampung Monyet di kawasan tersebut. Menurut Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, para petani yang diangkat sebagai tenaga harian lepas akan mendapatkan pelatihan untuk pengelolaan wilayah berbasis lingkungan sebagai bagian dari program ekowisata Kampung Monyet.

"Ke-16 orang petani penggarap ini sudah resmi menjadi bagian dari Pemerintah Kabupaten Purwakarta, untuk membantu merawat lingkungan Hutan Jatimekar berikut populasi monyet yang ada di sana," kata Dedi di Bale Paseban kompleks Pemda Purwakarta, Rabu (7/12/2016).

Terkait pengelolaan Kampung Monyet itu, Dedi meminta agar para petani penggarap nantinya mengirim makanan untuk monyet setiap hari agar tidak menganggu aktivitas warga. Sebelumnya, warga sampai harus memasang teralis besi di rumah masing-masing untuk melindungi diri dari gangguan monyet itu.

"Problem monyet yang turun gunung ini kan karena persediaan makanan di habibat mereka semakin berkurang. Sambil program ekowisata ini kami benahi, setiap hari kami kirimkan pisang untuk makanan gerombolan monyet itu agar tidak turun gunung menganggu aktivitas warga sekitar," tutur Dedi.

Penataan ekowisata seluas 18 hektare itu diapreasisi warga Desa Jatimekar Jatiluhur. Selain karena mereka aman dari gangguan monyet, kawasan ekowisata itu diharapkan mampu mendongkrak perekonomian dan kehidupan masyarakat Purwakarta, khususnya masyarakat yang tinggal di Desa Jatimekar dan sekitarnya.

"Ide Pak Bupati sudah di-bewara-kan kemarin oleh Pak Kades dan Pak Camat kepada warga. Ya kami warga senang tentunya. Karena akan memperoleh mata pencaharian baru. Secara ekonomi pastinya kehidupan kami akan meningkat," ujar Effendy, warga Desa Jatimekar.
 
Effendy menambahkan, melalui penataan kawasan ekowisata, populasi monyet akan terjaga karena terhindar dari tangan jahil para pemburu ataupun warga yang kesal atas perilaku hewan primata tersebut yang kerap kali mengganggu aktivitas mereka.

"Kalau seperti ini, monyetnya terjaga, tidak bisa diburu karena ada warga menjadikannya sebagai aset. Kalau warga kesal, sering kali melempari monyet tersebut hingga beberapa di antaranya terluka dan mati karena tidak mendapatkan perawatan," ucap pria 64 tahun itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.