Sukses

Fenomena Belalai Air Terekam di Perairan Probolinggo

Pusaran air naik menjulang ke awan hitam setinggi 400 meter dengan kekuatan mencapai 50 kilometer per jam

Liputan6.com, Malang Fenomena alam berupa belalai air atau pusaran air yang menjulang ke awan hitam di langit terjadi di perairan wilayah Probolinggo, Jawa Timur. Fenomena yang disebut sebagai waterspout itu terjadi pada Jumat 2 Desember sore dan berhasil terekam.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengunggah rekaman video fenomena waterspout itu melalui akun twitter miliknya @Sutopo_BNPB.

“Fenomena puting beliung mirip tornado di Probolinggo, Jatim 2/12/2016. Iklim sudah berubah,” tulis Sutopo.

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Karangploso, Malang, Jawa Timur, Hartanto menyebut fenomena waterspout normal terjadi di musim penghujan seperti saat ini.

“Fenomena waterspout itu disebabkan adanya awan cumulonimbus atau kumpulan awan hitam di langit. Efeknya pusaran air tersedot ke atas menuju awan hitam itu,” kata Hartanto dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Minggu (4/12/2016).

Menurutnya, awan cumulonimbus juga penyebab terjadinya puting beliung. Pembedanya, puting beliung terjadi di daratan dengan kekuatan bisa lebih besar dan bisa menerbangkan berbagai benda di darat ke angkasa.

Sedangkan waterspout hanya terjadi di perairan dengan naiknya pusaran air berbentuk seperti belalai menuju awan hitam di langit.

“Bedanya ya hanya lokasi terjadinya. Puting beliung di darat sedangkan waterspout di perairan. Biasanya berlangsung dalam belasan detik sampai lima menit,” ujar Hartanto.

Fenomena waterspout yang terjadi di perairan Probolinggo itu terekam dengan kekuatan yang diperkirakan mencapai 50 kilometer per jam dengan tinggi pusarannya mencapai 400 meter. Melihat pola yang terjadi, Hartanto menyakini fenomena ini sudah sering terjadi di tengah perairan.

“Tapi baru yang kemarin itu bisa terekam oleh kami. Ini juga bukan tornado, karena kalau tornado jangkauannya bisa lebih luas dan kekuatannya lebih besar lagi. Kalau di wilayah tropis seperti kita ini ya fenomena putting beliung dan waterspout itu,” papar Hartanto.

Kepala BPBD Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi menyebut tidak ada laporan kerusakan atau korban usai terjadinya waterspout tersebut.

“Lokasi di dekat pelabuhan wilayah Kota Probolinggo. Kalau nelayan sudah sering melihat fenomena itu saat melaut, tapi memang baru kemarin itu yang cukup besar,” ujar Dwijoko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Tersapu Puting Beliung

Masyarakat Dusun Wunur, Desa Bandunggede, Kedu Temanggung, Jawa Tengah bersama anggota TNI dan tim SAR BPBD Temanggung bekerja bakti memperbaiki rumah Aris Susanto (32) yang roboh tersapu puting beliung.

Kasi Penanganan Darurat dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Gito Walngadi di Temanggung, Minggu mengatakan BPBD menyalurkan bantuan logistik untuk membantu meringankan korban.

"Kami masih mengusahakan bantuan material untuk pendirian rumah korban," katanya, dilansir Antara.

Ia mengatakan pada Sabtu sore 3 Desemmber 2016 sekitar pukul 17 45 WIB terjadi angin kencang di Dusun Wunut. Bersamaan itu sebuah rumah semi permanen atau rumah papan milik Aris roboh tersapu angin.

Tidak ada korban jiwa pada kejadian itu, karena keluarga korban berhasil menyelamatkan diri. "Keluarga korban, kini mengungsi di rumah saudara menunggu rumahnya diperbaiki," katanya.

Gito mengimbau pada warga, memasuki musim hujan ini untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap bencana alam longsor, banjir dan puting beliung.

"Jika potensi terjadi bencana warga untuk segera menyingkir untuk menghindari korban jiwa," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.