Sukses

Ibadah Pohon Terang di Manado Bakal Lebih Panjang dari Biasa

Ibadah pohon terang di Manado dilakukan dalam rangka menyambut Natal 25 Desember mendatang.

Liputan6.com, Manado - Umat Kristiani di Sulawesi Utara mulai menggelar berbagai persiapan dalam menyambut perayaan Natal. Khusus pada tahun ini, ibadah kudus Natal di Manado dan sekitarnya bakal lebih panjang dari biasa.

"Sebagai umat Kristiani, kami sudah memulai dengan ibadah-ibadah menyambut Natal. Istilah yang sering dipakai adalah ibadah pohon terang," ucap Gembala Cindy  Aprilia Rembet dari Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM), salah satu aliran Gereja Protestan, Jumat (2/12/2016).

Dalam tata perayaan pohon terang itu, ada saat semua lampu dimatikan selama beberapa menit dan jemaat hanya menggunakan lilin saat beribadah. "Ini penghayatan malam kudus. Di mana lampu-lampu dimatikan," ujar Cindy.

Terkait perayaan itu, pihaknya mengaku mempersiapkan lilin lebih banyak dan genset. Penyiapan genset itu berkaitan dengan krisis listrik yang terjadi di wilayah Sulut dan Gorontalo selama sepekan ke depan. Mau tak mau, pihak gereja merogoh kocek lebih dalam.

"Tak terelakkan bahwa perayaan Malam Kudus bakalan lebih lama. Bukan karena lampu yang sengaja dimatikan saat ibadah, tapi karena memang lagi krisis listrik," kata Cindy.

Kekhawatiran Cindy juga dirasakan dirasakan Ady Putong, warga Kelurahan Karangria, Kota Manado. "Sore ini kami ada ibadah Pra-Natal di jemaat GMIM Petra Kelurahan Karangria. Mohon agar di jam-jam ibadah itu tidak terjadi pemadaman listrik. Karena ini mengganggu jalannya ibadah," ujar Ady.

Manager PLN Area Manado Poutje Mangundap tidak bisa menjamin suplai listrik di wilayahnya bakalan aman, termasuk saat ibadah pra-Natal. Maka itu, dia menyarankan agar warga bisa menyiapkan genset.

"Kami menghimbau pada saat ada acara-acara seperti perayaaan Natal dan lain-lain perlu di-backup dengan genset," ujar Poultje.

Sebelumnya, PLN mengabarkan krisis listrik terjadi sepekan ini di Sulut dan Gorontalo akibat robohnya tower di Provinsi Gorontalo. Manager Area Pengatur Distribusi PLN Wilayah Suluttenggo, BX Wahyu Catur mengatakan, akibat robohnya tower itu, PLN mengalami defisit sebesar kurang lebih 50 MW.

"Konsekuensinya adalah akan ada pemadaman listrik secara bergilir. Waktu untuk pembenahan ini diperkirakan satu minggu," ujar Wahyu, Jumat (2/12/2016) pagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini