Sukses

Nyawa 16 Pemuda Riau Melayang Sia-Sia dalam 14 Hari

Pemuda Riau yang meninggal sia-sia itu berada dalam rentang umur 16 sampai 30 tahun.

Liputan6.com, Pekanbaru - Dalam 14 hari, 16 nyawa pemuda Riau yang masih berusia produktif melayang sia-sia di jalanan. Kematian akibat kecelakaan jalan raya itu dinyatakan karena kelalaian akibat berkendara melebihi batas kecepatan dan tidak menggunakan pengaman.

Data itu diperoleh setelah Direktorat Lalu Lintas Polda Riau melaksanakan Operasi Zebra Siak mulai 16 sampai 29 November 2016. "Kelalaian pengendara masih faktor dominan. Kecelakaan didominasi kendaraan bermotor roda dua. Usia pelaku 16-30 tahun, usia produktif, usia emosional," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Guritno Wibowo di Mapolda Riau, Rabu, 30 November 2016.

Meski demikian, angka itu dinyatakan menurun dibanding tahun sebelumnya. "Tahun lalu‎ ada 20 korban meninggal dunia, sekarang 16. Terjadi penurunan 20 persen," kata dia.

Dia menyebutkan, ‎Operasi Zebra yang dipimpinnya cukup berhasil. Pihaknya bisa menekan lakalantas, jumlah kecelakaan, dan menekan pelanggaran lalu lintas.

Selama operasi berlangsung, pihaknya ‎menangani 11.553 perkara lalu lintas. Jumlah itu disebutnya turun sebanyak 2.249 kasus dibanding tahun sebelumnya. Kebanyakan pelanggar lalu lintas itu adalah pengendara roda dua yang mencapai 4.476 perkara.

Menurut Guritno, penurunan jumlah pelanggaran disebabkan pola penindakan yang dilakukan jajarannya tidak hanya menyasar pengendara yang berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas berat. Pihaknya juga menggelar operasi dengan pola preventif.

"Pendekatan ini lebih humanis memberikan teguran bagi pelanggar aturan," kata dia.

Guritno menyebutkan, pelanggaran sering terjadi di wilayah perkotaan dan pemukiman. Bentuk pelanggaran itu di antaranya tidak menggunakan helm, membawa surat kelengkapan berkendaraan hingga menggunakan telepon genggam saat berkendara.‎

"Masyarakat agar berhenti dulu kalau menggunakan, bukan beraktivitas menelepon sambil berkendara," kata Guritno.

Ia juga meminta masyarakat untuk tetap tertib kendati Operasi Zebra telah berakhir. Tujuan operasi ini lebih kepada peningkatan pemahaman dan kesadaran masyarakat atas berkendara di jalan raya dengan aman.

"Sebenarnya operasi bukan tertib saat operasi saja. Setiap hari berlaku. Ketentuan di Operasi Zebra meningkatkan intensitas, sehingga berakhirnya operasi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap berkendara," ujar dia.

Operasi Zebra yang digelar juga mampu menjaring pelaku dugaan tindak pidana. Antara lain, penyebaran senjata api (senpi) rakitan, dan tindak pidana penyalahgunaan narkotika.

"Saat operasi juga terjaring senpi rakitan dan narkotika, ganja 29 kilo di Inhu dan dilimpah ke Resnarkoba ditindak pidananya. Penindakan senpi juga diserahkan ke Reskrim," kata Guritno.

Operasi Zebra ini bukanlah operasi penutup yang digelar kepolisian pada tahun ini. Dalam waktu dekat, operasi kemanusiaan akan digelar menggunakan sandi Operasi Lilin dalam rangka pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru.

"Digelar dalam rangka memberikan kenyamanan saat saudara kita merayakan Natal dan tahun baru," ujar Guritno.‎

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.