Sukses

Gadis Solo Bicara di Forum Dunia Usai Berteman dengan Orang Gila

Pertemanannya dengan orang gila itu menembus jurnal berskala internasional hingga bisa diundang di forum tingkat dunia.

Liputan6.com, Solo - Berawal dari kepedulian terhadap orang gila atau penderita gangguan kejiwaan, Triana Rahmawati mendirikan Griya Schizofren. Jalan takdirnya membuat gadis berhijab ini melakoni kerja kemanusiaan.

Griya Schizofren didirikan Triana pada 2012. Meski namanya Schizofren, bukan berarti komunitas ini hanya peduli pada jenis gangguan jiwa itu. Karena, Schizofren merupakan kepanjangan dari Sc berarti Social, Hi artinya Humanity, Zofren memiliki makna Zone Friendship.

Triana mendirikan komunitas ini mewadahi anak-anak muda yang peduli pada Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Mereka ini secara sukarela menghibur ODMK di Griya PMI Peduli, Solo, Jawa Tengah.

Pendampingan yang berawal dari Program Kreativitas Mahasiswa ini hanya berdurasi satu tahun. Tapi, Triana merasa memiliki beban moral untuk melanjutkannya.

"Meski uang dari Kemendikbud sudah habis, tapi beban moralnya masih ada," ucap dia kepada Liputan6.com di Solo, Senin (28/11/2016).

Akhirnya, ia secara mandiri melanjutkan kerja komunitas ini. Pendanaan dilakukannya secara mandiri juga. Triana menyisihkannya dari kantong pribadi dan beasiswa.

Triana Rahmawati, pendiri Griya Schizofren. (Liputan6.com/Fajar Abrori)

"Aku pernah dapat beasiswa dari Dompet Dhuafa lewat Aktivis Nusantara dan juga beasiswa Yayasan Mutiara Nusantara," tutur Triana.

Dana ini sendiri digunakan operasional, termasuk untuk menyewa tempat sebagai base camp. Selain itu juga memberikan bantuan kepada para ODMK yang membutuhkan.

"Dana ini untuk kegiatan operasional. Untuk kegiatan kampanye peduli orang gila. Kita juga membedakan bantuan untuk Griya Peduli PMI atau untuk Griya Schizofren. Kalau memang ada relawan yang beri bantuan ke Griya Peduli, ya kita akan berikan ke sana," gadis berhijab ini menjelaskan.

Bisnis Sosial

Selain dari donatur, imbuh dia, pihaknya juga menggelar bisnis sosial. Ia menjual kerajinan boneka wisuda dan jilbab. Kesemuanya itu ada di bawah program Youthproject.

"Semua dana untuk Griya Schizofren. Kita jual jilbab secara online lewat www.youthproject.id," kata dia.

Melakoni kerja kemanusiaan bukan hanya memberi manfaat untuk berbagi, tapi juga untuk studi Tria. Kegiatan kemanusiaan ini dijadikannya materi skripsi. Usai lulus, hasil skripsi ini dikirim ke jurnal internasional.

"Materi skripsiku ini tentang pendekatan kepada ODMK. Tetapi pendekatan ini bukan dari sudut pandang, psikologi atau medis. Pendekatan yang kami lakukan adalah interaksi langsung seperti yang kami lakukan bersaama Griya Skizofren," dia memaparkan.

Masuk ke jurnal internasional, membuat Tria diminta untuk berbicara di Forum Psikologi Internasional di Kobe Jepang pada Maret 2016. Saat itu banyak yang mengapresiasi karena ada sebuah pendekatan baru untuk membantu mereka yang memiliki gangguan jiwa.

"Mereka yang aktif bertanya ini dari Amerika Serikat, Meksiko, dan Filipina," tutur Triana Rahmawati yang akan membukukan kisah saat mendampingi Orang dengan Masalah Kejiwaan atau ODMK.


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini