Sukses

Jembatan Berusia 40 Tahun Ambrol, Warga Blora Kelimpungan

Kendati tidak ada korban jiwa saat jembatan ambrol, akses jalan menuju enam desa dan lokasi wisata terputus.

Liputan6.com, Blora - Hujan dan aliran sungai yang cukup deras membuat sebuah jembatan penghubung salah satu desa ke Kota Blora, Jawa Tengah, ambrol. Sejumlah anggota Kodim Blora sedang berupaya membuat akses sementara pengganti jembatan ambrol pada Minggu, 20 November 2016.

Kendati tidak ada korban jiwa saat jembatan ambruk, akses jalan menuju enam desa dan lokasi wisata terputus. Warga pun mengaku resah karena akses ke kota harus memutar dengan jarak tempuh yang lebih jauh.

"Sebuah jembatan sepanjang 20 meter yang terletak di Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah," ucap Sri Asiyah, warga setempat, Minggu, 20 November 2016.

Berdasarkan pantauan Liputan6.com, jembatan yang menghubungkan puluhan desa menuju ke Kota Blora, Jawa Tengah tersebut patah menjadi dua bagian setelah di sisi pinggirnya terlepas dari fondasi. Tidak ada kerusakan yang berarti dalam konstruksi lantai jembatan, namun lantaran lepas jembatan akhirnya patah jadi dua bagian.

Patahan jembatan runtuh hingga ke dasar sungai dengan kedalaman hampir 15 meter. Ambrolnya jembatan diduga karena pengaruh gerusan air sungai yang terus-menerus terhadap pilar penyangga jembatan.

Menurut warga, pilar jembatan yang sudah berusia lebih dari 40 tahun tersebut, belum sekalipun mendapat peremajaan sejak pertama kali dibuat. Perbaikan yang dilakukan, hanya pada kondisi aspal sehingga, erosi yang terjadi pada pilar tidak tersentuh perbaikan.

"Akibat jembatan yang runtuh tersebut, warga mengalami kesulitan akses, jika hendak menuju ke kota untuk aktivitas ekonomi. Arus lalu lintas dari Desa Medang, menuju Desa Tempuran, Desa Sayuran, Desa Soka, Desa Purwosari, dan Desa Suroyudan lumpuh," Sri menambahkan.

Jembatan ambrol di Desa Ngadipurwo, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. (Liputan6.com/Felek Wahyu)

Untuk menjangkau lokasi tersebut, warga harus berputar dengan jarak hampir 10 kilometer. Namun warga yang enggan berputar justru nekat menyeberang sungai dengan berjalan kaki.

Seorang warga menuturkan, mereka bila hendak ke pasar susah karena harus memutar lebih jauh. Sementara, warga yang hendak menuju lokasi waduk wisata juga terhambat.

"Warga berharap Pemerintah Daerah Blora segera tanggap untuk kembali membangun jembatan tersebut, agar warga tidak perlu memutar jauh untuk menuju ke Kota Blora. Terlebih, sejumlah lokasi wisata juga memanfaatkan jembatan tersebut sebagai akses utama," warga Blora itu memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.