Sukses

Top 3: Seperti Ini Dahsyatnya Gempa 6,2 SR Mengguncang Malang

Selain Malang, getarannya bahkan sampai pula ke wilayah Kediri dan Blitar.

Liputan6.com, Malang - Gempa bumi berkekuatan 6,5 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Rabu, 16 November kemarin menyisakan banyak kepedihan. Tidak hanya bangunan yang roboh, korban luka pun tak dapat dihindari.

Selain Malang, getarannya bahkan sampai pula ke wilayah Kediri dan Blitar. Walaupun terjadi cukup keras, gempa bumi itu tidak berpotensi menyebabkan terjadinya gelombang tsunami.

Hingga malam ini gempa di Malang paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com di kanal Regional, pada Kamis (17/11/2016).

Ada pula perihal kekesalan Gubernur Jambi Zumi Zola saat melihat sejumlah ruas jalan di Jambi mirip kubangan kerbau.

Berita lainnya yang juga tak kalah diburu adalah kisah perjuangan nenek penjual kacang di Palembang. Dari 200 bungkus kacang goreng yang dijualnya, nenek Tinem hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200 per bungkus.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional

1. Rumah Roboh Digoyang Gempa Malang, Penghuni Terluka

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Jawa Timur, menyebut sampai saat ini terdata dua rumah roboh dan seorang warga luka akibat gempa bumi berkekuatan 6,2 Skala Richter yang mengguncang malam tadi.

Seorang korban luka telah dibawa ke poliklinik desa setempat untuk perawatan lebih lanjut. Sejauh ini BPBD baru menerima laporan kerusakan hanya di dua rumah tersebut. Namun, seluruh tim yang ada di tiap kecamatan digerakkan untuk memantau situasi lingkungan masing-masing.

"Masih mengumpulkan semua data dampak gempa ini. Sampai malam ini tidak ada laporan korban jiwa," ucap Hafie.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Karangkates Musripan mengemukakan hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 22.10 WIB, dengan kekuatan 6,2 Skala Richter dengan episentrum pada koordinat 9.32 LS dan 113.12 BT kedalaman 69 kilometer (127 km tenggara Malang).

Selengkapnya...

2. Zumi Zola Berang Dapati Kubangan Kerbau di Tengah Jalan

Ia juga mengeluhkan beratnya biaya perbaikan jalan mengingat anggaran daerah Jambi sangat terbatas. (Liputan6.com/Bangun Santoso)

Gubernur Jambi Zumi Zola mengaku kesal saat melihat sejumlah ruas jalan di Jambi mirip kubangan kerbau. Kekesalannya diungkapkan saat ia mengunjungi jalan rusak di Kabupaten Muarojambi pada Selasa malam, 15 November 2016.

Ia menduga akibat aktivitas melebihi tonase itulah jalan di Kabupaten Muarojambi bak kubangan kerbau saat musim hujan.

"Jika dilihat truk-truk yang melintas itu tak hanya melebihi tonase, nomor polisinya bukan kendaraan Jambi. Ini yang menikmati bukan orang Jambi," ucap Zumi Zola.

Mendapati banyak truk bertonase tinggi, Zumi Zola menginstruksikan agar Bupati Muarojambi mengumpulkan seluruh jajaran Forkompinda serta aparat kepolisian. Ia meminta agar seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Muarojambi dicek izinnya.

Selengkapnya...

3. Perjuangan Nenek Penjual Kacang di Palembang Melawan Sepi

Sang nenek tinggal seorang diri di belakang kantor Wali Kota Palembang meski memiliki dua anak laki-laki. (Liputan6.com/Nefri Inge)

Menikmati kebahagiaan di masa tua didampingi anak cucu mungkin hanya menjadi impian bagi Tinem. Perempuan lanjut usia itu itu harus menjalani hari-harinya dengan kesendirian dan kesepian.

Karena hidup sebatang kara, nenek Tinem juga harus membiayai kebutuhan hidupnya berjualan kacang goreng setiap harinya. Liputan6.com berkesempatan menemui nenek Tinem di kawasan parkiran salah satu plasa tertua di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). 

"Nenek berangkat dari rumah pada pukul 10.00 WIB dan pulang sekitar pukul 17.00 WIB. Dari rumah, nenek naik becak dan nanti pulangnya juga dijemput becak langganan juga," ujar dia kepada Liputan6.com, Rabu, 16 November 2016.

Sebelum berangkat ke lokasi dagangannya, nenek Tinem mengambil dagangan kacang goreng dari tetangganya. Biasanya, ia memanggul sekitar 200 bungkus kacang goreng menggunakan bakul rotan.

Dari hasil penjualannya tersebut, nenek Tinem hanya mengambil untung sebesar Rp 200 per bungkus. Jika semua jualannya laku, nenek Tinem hanya mengantongi uang sebesar Rp 40.000. 

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.