Sukses

Pertanda Alam dari Pohon Sengon Menangis Magelang

Pohon juga bisa mengeluarkan suara, tapi tidak mampu didengar manusia. Kenapa?

Liputan6.com, Semarang - Fenomena pohon sengon (Albizia chinensismenangis di Dusun Kalipeh, Desa Plosogede, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, ternyata bisa terjadi pada semua tumbuhan. Biasanya, suara tangisan itu terjadi ketika tumbuhan tersebut mengalami dehidrasi.

Namun, kasus yang terjadi di Magelang itu bisa dianggap sebuah anomali. Pasalnya, wilayah Kecamatan Ngulwar tempat pohon sengon menangis tumbuh itu terbilang sebagai daerah yang kaya air.

Pakar biologi dari Taman Nasional Karimun Jawa itu berpendapat jika penyebab suara tangisan pohon sengon itu tidak melulu disebabkan oleh air, tetapi juga bisa oleh pergerakan gelembung.

"Ada kemungkinan banyak faktor yang jadi penyebab. Kita harus meneliti pH tanah, kandungan mineral dan juga mikronutrien yang dibutuhkan tumbuhan," kata Sulis, Selasa (15/11/2016).

Pendapat itu merujuk pada penelitian pakar tumbuhan Monica Gagliano yang dipublikasikan di Jurnal Oxford 2012. Di dalam publikasi ilmiah itu, tumbuhan disebutkan bisa menghasilkan gelombang suara. Suara itu merupakan cara tanaman berkomunikasi yang juga disebut proses kavitasi.

"Menurut Dr Monica, hal ini terjadi ketika tanaman mengalami dehidrasi dan kolom air menjadi tertekan," kata Sulis.

Dalam penelitian itu didapati bahwa sinyal akustik pada tanaman dipancarkan begitu banyak. Bukti terbaru menunjukkan tanaman bisa menghasilkan suara secara independen dari dehidrasi dan kavitasi yang terkait proses.

Kavitasi awalnya diyakini sebagai sinyal bahwa sebatang pohon butuh air. Namun, suara tersebut hanya bisa dideteksi oleh mikrofon khusus karena pendengaran manusia tidak bisa menjangkaunya seperti yang dikatakan oleh hasil penelitian tersebut.

Frekuensi suara yang bisa ditangkap telinga manusia sangat terbatas –sekitar 20 hingga 20.000 hertz. Karena itu, manusia tidak pernah tahu bahwa pohon pun bisa mengeluarkan suara.

Suara Ultrasonik

Sebuah tim yang dipimpin fisikawan Prancis, Philippe Marmottant, dari Grenoble University telah membuat rekaman pertama dari pohon yang sedang terengah-engah karena air. Sama seperti manusia yang bersuara saat mereka menghirup udara, pohon juga membuat suara ultrasonik bermunculan.

Dari mana suara pada pohon muncul? Pohon mengambil air dari tanah melalui sistem akar mereka. Upaya untuk menarik air dan kelembapan ini dari tanah menciptakan gelembung udara.

"Kami bisa melacak artikulasi gelembung dan apa yang kami temukan adalah mayoritas suara yang didengar terkait dengan gelembung,” kata Marmottant.

Para peneliti menggunakan sampel irisan kayu pohon pinus mati yang diberi banyak hidrogel. Kondisinya dibuat semirip mungkin seperti pohon hidup.

Gel tersebut mulai mengering karena pengaruh lingkungan. Dari sini peneliti mendengarkan kayu yang mulai memunculkan suara. Kebisingan tersebut berasal dari gelembung udara yang naik kemudian menghilang. Proses ini juga disebut dengan kavitasi.

Namun, kasus pohon sengon Magelang membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan penelitian Philippe Marmottant dari Grenoble University dan Monica Gagliano.

"Misalnya saja, nutrien yang dibutuhkan oleh tumbuhan, kan, berasal dari tanah yang terdiri dari berbagai macam mikronutrien yang saling berikatan. Andai saja ada satu kebutuhan mikronutrien yang kosong, apakah kemudian terisi udara yang akhirnya menjadi gelembung dan menghasilkan bunyi?" kata Sulis.

Walau begitu, ia mengakui belum pernah meneliti secara khusus perilaku tumbuhan. "Itu kan hanya hipotesis yang mungkin salah, sampai bisa dibuktikan melalui penelitian," kata Sulis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.