Sukses

5 Mahasiswi Yogya Sulap Limbah Tahu Jadi Kerupuk Sarat Gizi

Ketimbang mengganggu lingkungan, limbah tahu yang memiliki nilai gizi bisa diubah jadi makanan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Di tangan lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UMY), limbah tahu disulap menjadi camilan sarat gizi. Nirmalasari, Intan Muara, Atanasia Harliani, Riadlatul Aeni, dan Maelani Indaswari menjadikannya kerupuk dalam berbagai varian rasa, seperti balado, seledri, serta taburan ikan teri.

"Ketimbang mengganggu lingkungan, limbah tahu yang memiliki nilai gizi bisa diubah jadi makanan," ucap Nirmalasari, ketua kelompok, di Yogyakarta, beberapa hari lalu.

Mahasiswi program studi Pendidikan Teknik Boga FT UNY ini menjelaskan ampas tahu masih kaya gizi dari pembuatan tahu sebelumnya, namun kurang dimanfaatkan oleh masyarakat.

Padahal, imbuh dia, dalam 100 gram ampas tahu mengandung energi sebanyak 75 kkal, karbohidrat 10,7 gr, protein 4,1 gr, lemak 2,1 gr, kalsium 203 mg, fosfor 60 mg, zat besi 1,3 gr, vitamin B1 sebanyak 0,07 mg, dan vitamin C sebanyak 82,5 mg.

Maelani pun menguraikan cara pembuatan kerupuk ampas tahu tersebut. Pertama, menyiapkan peralatan, yakni pemeras, pengaduk adonan, pengukus, pisau dan telenan, wadah penjemuran, dan wajan. Bahan yang dibutuhkan, tutur dia, ampas tahu yang sudah dikukus, tapioka, garam, bawang putih dan merica.

Kedua, lanjut dia, ampas tahu diperas dengan mesin pemeras agar higienis untuk mengurangi kadar airnya. Setelah itu ampas dikukus selama 30 menit. Bumbu berupa bawang, garam, merica digiling sampai halus.

Ampas yang telah dikukus lalu dicampur dengan tapioka dan bumbu kemudian diaduk sampai rata dan dikukus kembali selama dua jam sampai bagian tengah adonan menjadi matang.

Ketiga, menurut Maelani, adonan yang sudah matang diangkat dan diangin-anginkan selama 3-5 hari hingga mengeras agar mudah dipotong dan dicetak sesuai motif yang diinginkan.

Di tangan lima mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta ini, limbah tahu disulap menjadi camilan sarat gizi. (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Kerupuk basah lalu dijemur atau dikeringkan dengan alat pengering. "Kerupuk yang sudah kering akan mudah dipatahkan," ucap mahasiswi Program Studi Biologi FMIPA UNY ini.

Selanjutnya, imbuh dia, kerupuk digoreng dalam minyak panas hingga matang dan mekar. Langkah terakhir, yaitu pengemasan, kerupuk ampas tahu yang telah digoreng dibungkus menggunakan alat pengemas agar sirkulasi udara terjaga sehingga membuat kerupuk ini bertahan lama.

Riadlatul Aeni menambahkan kelebihan dari produk ini antara lain memakai ampas tahu yang harganya terbilang murah sebagai bahan dasarnya, unggul dari segi rasa, dan bentuk yang menarik dan beda dari yang lain. Tak mengherankan, bila kemudian tidak hanya anak-anak saja yang tertarik mengonsumsi, tapi juga orangtua.

"Ini bisa juga jadi peluang bisnis wirausaha," mahasiswa UMY itu memungkasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.