Sukses

Misteri Tangisan dan Derap Sepatu di Tugu Jepang

Tugu Jepang jadi lokasi ziarah dan semedi.

Liputan6.com, Kupang - Pendudukan tentara Jepang di Timor-Nusa Tenggara Timur dalam kurun 1942-1945 meninggalkan banyak jejak. Banyak peninggalan seperti bunker atau gua persembunyian para serdadu Jepang yang menyebar hampir di seluruh Kota Kupang, NTT.

Ada juga meriam, dan tugu yang disebut Tugu Jepang terletak di Kelurahan Penfui, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Kekuasaan Jepang di tanah Timor berakhir setelah dibombardir tentara sekutu pada 1945.

Salah satu jejak Jepang adalah Tugu Jepang, dibangun pada tahun 1943. Sebelum tugu dibangun, tempat tersebut merupakan tempat pembakaran jenazah tentara Jepang yang meninggal saat perang.

"Sisa pembakaran jenazah, sebagiannya dibuang ke laut dan sebagiannya disimpan di tempat pembangunan tugu," tutur Anselmus Mabikafola, pemelihara cagar budaya Tugu Jepang, kepada Liputan6.com, Selasa (10/11/2016).

Tugu tersebut dibangun oleh penduduk pribumi Timor dengan sistem kerja paksa romusha. Selain tugu, bandara El-Tari Kupang juga dibangun penduduk dengan cara yang sama. Bahkan, saat itu alat berat yang digunakan untuk membangun tugu dan bandara ditarik oleh warga pribumi mengakibatkan, ribuan penduduk Timor meninggal dunia akibat romusha.

"Semen untuk pembangunan tugu dan bandara didatangkan tentara dari Jepang. Kisah pembangunan tugu dan bandara El-Tari Kupang ini peroleh dari saksi hidup, Kornelis Nifu yang sekarang sudah meninggal dunia," ujar Ansel.

Pada diding tugu tersebut terdapat dua kotak marmer yang bertuliskan nama perwira Jepang yang tewas. Selain itu, ada gambar pedang samurai dan senapan bersilang juga gambar matahari terbit.

Tugu itu menurut ceritra Kornelis Nifu, dijaga oleh enam serdadu Jepang. Pada bagian dalam tugu, terdapat sebuah patung "Sinto" yang biasa disembah tentara Jepang meminta perlindungan Dewa Sinto agar tugu itu terhindar dari bom sekutu.

"Enam serdadu Jepang penjaga tugu itu pegang radio yang ftekwensinya tinggi sehingga bisa berkomunikasi dengan tentara jepang yang menyebar di seluruh Indonesia," jelas Ansel.

Destinasi Ziarah

Keberadaan Tugu Jepang di Kupang menarik perhatian veteran Jepang termasuk konsulat Jepang di Jakarta. Pada 1983, Ansel menuturkan, delapan orang veteran Jepang bersama keluarga mengunjungi Tugu Jepang.

"Dari jarak 20 meter, mereka sudah lakukan soya atau sembah dan bakar dupa. Setelah itu mereka mengelilingi tugu sambil berdoa menggunakan bahasa Jepang," kata Ansel.

"Tahun 2000, Kawakami, Duta Besar Jepang RI mengunjungi tugu. 2002, dikunjunhi tuan Ishida, konsulat Jepang di Surabaya, 2003 konsulat Jepang di Jakarta, 2013, Kici Okawa, wartawan Jepang dan di tahun yang sama, tuan Tanaka, Konsulat Jepang di Jakarta," tambah Ansel.

Delapan veteran Jepang saat itu, lanjut Ansel, selain mengunjungi tugu, para veteran juga mencari seorang anak Timor yang bernama Benyamin. Namun, Benyamin yang dicari tidak ditemukan.

"Mereka bilang Benyamin saat itu tukang masak serdadu Jepang. Mereka membawa banyak oleh-oleh untuk dia. Tetapi, Benyamin tidak ada jejak," papar Ansel.

Tangisan Misterius dari Tugu

Selain menceritrakan sejarah pembangunan Tugu Jepang, Anselmus juga banyak mengetahui cerita mistis tugu itu. Pengetahuannya tentang tugu itu diketahui dari penelusurannya dan dari cerita ayah serta salah satu saksi, Kornelis Nifu.

Ansel mengatakan banyak masyarakat sekitar yang merasa tempat itu angker karena melihat ada hal-hal gaib di sana. Mereka sering mendengar langkah kaki orang yang berjalan menggunakan sepatu boneng. Bahkan, saat bulan purnama, masyarakat sekitar sering mendengar tangisan pilu dari tugu.

Ada yang melihat orang pendek berpakaian serdadu Jepang mendorong meriam masuk dan keluar dari tugu itu. Melihat serdadu Jepang sedang mengisap rokok di sekitar tugu dan lainnya.

Menurut Ansel, tugu itu juga dijadikan tempat semedi oleh sejumlah tentara yang bertugas pasca Timor Timur lepas dari Indonesia tahun 1999 lalu.

"Banyak tentara yang datang dengan pesawat MK53 Hooc sering bersemedi di Tugu Jepang ini. Selain cari ilham, kata mereka tugu itu kemungkinan tersimpan barang berharga," kata Ansel, yang sudah menjadi juru pemelihara sejak 1999 lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini