Sukses

Penampakan Mobil Raib Saat Banjir Bandang Bandung Jilid II

Banjir di Bandung semakin sering terjadi dan tak bisa diprediksi sejak kawasan Bandung Utara berubah fungsi.

Liputan6.com, Bandung - Mobil Avanza hitam bernomor polisi D 1599 QI yang raib terbawa arus banjir bandang akibat luapan Sungai Citepus di Jalan Pagarsih, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, pada Rabu petang, 9 November 2016, berhasil ditemukan.

Kepala Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung Ferdi Ligaswara mengatakan penemuan mobil berdasarkan informasi yang diperoleh dari masyarakat.

Lokasi penemuan sendiri berada di Jalan Astana Anyar (Belakang Pasar), Kelurahan Nyengseret, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung atau tidak jauh dari lokasi kejadian hilang terbawa arus. Jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi awal.

"Kita mendapat informasi dari masyarakat tentang penemuan kendaraan yang terbawa arus banjir tadi pagi sekira pukul 05.20 WIB," kata Ferdi melalui pesan singkat yang diterima Liputan6.com, Kamis (10/11/2016).

Ferdi menjelaskan kondisi mobil dalam keadaan rusak berat. Rencananya, pihaknya akan mengevakuasi bangkai mobil pada hari ini.

"Kendaraan 90 persen rusak berat dan kita akan evakuasi," ucap dia.

Terparah Dalam 22 Tahun Terakhir

Bagi warga Jalan Pagarsih, banjir bukanlah hal baru lantaran selama 22 tahun terakhir, air bah selalu datang saat musim penghujan tiba. Namun, banjir akibat meluapnya Sungai Citepus yang terjadi pada Senin, 24 Oktober 2016, dan Rabu, 9 November 2016, merupakan yang terparah.

Ketua RW 2 Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung, Cepi Setiawan mengatakan jika banjir yang terjadi saat ini sudah tidak bisa diprediksi dan membuat warga kesulitan untuk menyelamatkan diri.

Kondisi kerusakan mobil yang raib saat banjir bandang Bandung jilid II mencapai 90 persen. (dok. Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Kota Bandung)

"Tahun 94 sudah mulai banjir setelah KBU (kawasan Bandung Utara) jor-joran dibangun. Kita udah nggak bisa apa-apa, kita kebagian seperti itu sudah bosen," kata Cepi, kemarin.

Cepi menyebut kerugian warga secara material sudah tidak terhitung. Banjir membuat warga yang kebanyakan berprofesi sebagai pengrajin harus menanggung rugi saat air meluap.

"Yang kerendam itu ada RW 2, 7 dan 8 jadi 3 RW. Banjir sebentar tapi efeknya cukup parah," kata dia.

Ia berharap Pemerintah Kota Bandung maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa menyelesaikan hal ini dan mengembalikan fungsi Kawasan Bandung Utara sebagai daerah resapan air.

"Karena Bandung itu cekungan kalau fungsi lahan untuk serapan bisa langsung berdampak banjir," ucap dia.

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung pada Rabu sore kemarin, juga menyebabkan beberapa ruas jalan di Kota Kembang tergenang banjir. Namun, banjir paling parah terjadi di Jalan Pagarsih, Kelurahan Cibadak, Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung dan mengakibatkan dua unit kendaraan roda empat sempat terbawa arus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini