Sukses

Mendarat di Manado, Pesawat Tempur AS Jadi Tempat Berteduh Warga

Sebanyak enam pesawat tempur jenis F-18 milik korps marinir Amerika Serikat berjejer di Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado.

Liputan6.com, Manado - Enam pesawat tempur jenis F-18 milik United States Marine Corps atau korps marinir Amerika Serikat berjejer di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado, Sabtu (5/11/2016) pagi. Pada sisi lainnya, juga terdapat enam pesawat tempur jenis F-16 milik TNI AU.

Militer kedua negara itu sedang rehat sejenak dari latihan bersama dan membuka pangkalan udara itu untuk dikunjungi masyarakat Manado.

"Kami memang membuka pangkalan udara ini sejak pukul 08.00–10.00 Wita untuk dikunjungi warga masyarakat umum. Mereka bisa datang dan melihat langsung pesawat-pesawat tempur milik kedua negara yang sedang istirahat sejenak dari latihan militer bersama," ujar penanggung jawab latihan, Kolonel F Roring, saat ditemui Liputan6.com.

Roring mengatakan kebijakan untuk membolehkan warga menyaksikan dari dekat keberadaan pesawat-pesawat tempur itu dimaksudkan untuk menumbuhkan kecintaan rakyat terhadap dunia dirgantara.

"Selain memberi pengetahuan tentang kondisi pesawat tempur kita yang tidak kalah dari negara Amerika, sekaligus menumbuhkan kecintaan warga di dunia penerbangan. Tidak menutup kemungkinan ada yang tertarik menjadi pilot pesawat tempur," ujar Roring.

Sejak pagi ratusan warga Manado sudah menunggu di pintu masuk Pangkalan Udara Sam Ratulangi. Begitu pintu terbuka, warga menyerbu masuk untuk melihat dari dekat 12 pesawat yang terparkir rapi ditambah satu helikopter milik TNI AU.

Kebanyakan dari mereka adalah pelajar mulai dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga SMA. "Saya sengaja mengantar cucu ke sini. Ini pengalaman pertama dia melihat pesawat tempur," ujar Daus Syam, warga Manado yang datang bersama keluarganya.

Sama halnya dengan Meyni Mamangkey, guru SMA Kristen Eben Haezer Manado, yang mengantar puluhan siswanya menyaksikan langsung pesawat tempur. "Karena memang ada yang tertarik untuk menjalani profesi sebagai anggota militer," ujar Meyni.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tempat Berteduh

Lelah berkeliling melihat dan foto bersama para pilot serta marinir Amerika, ditambah teriknya matahari yang mulai membakar, ratusan warga ini tak punya pilihan lain untuk berteduh. Akhirnya, mereka memilih untuk berteduh di bawah badan salah satu pesawat tempur Amerika yang memang sengaja tidak diberi pembatas.

Dari 12 pesawat, 11 di antaranya diberi garis pembatas yang menandakan warga tak boleh mendekat. Maka, satu-satunya pesawat yang tidak diberi garis pembatas itulah yang kemudian diserbu warga untuk berteduh.

"Yah, terpaksa kita berteduh di sini saja. Tidak ada tempat lain, sementara matahari kian panas," ujar Denny Wowor, warga Manado yang berlindung di balik badan pesawat jenis F-18 itu.

Tak hanya Denny, puluhan warga pun memadati badan pesawat bagian bawah dan samping agar terlindung dari sengatan matahari. "Ba sombar jo (berteduh saja) di bawah badan pesawat. Sudah kepanasan ini,” ujar Kiki Pinontoan, salah satu warga.

Waktu dua jam yang diberikan pihak TNI AU dimanfaatkan dengan baik oleh ribuan warga yang terus datang secara bergelombang untuk melihat keberadaan pesawat-pesawat tempur ini. "Dari data yang ada, sudah mencapai seribu orang yang datang ke pangkalan udara ini," ujar Letkol Ernest dari Lanud Halim Perdana Kusuma yang ikut mendampingi Roring.            

Sebanyak 225 anggota korps marinir Amerika Serikat (AS) yang bermarkas di Jepang masuk ke Manado sejak 1 November 2016. Kehadiran ratusan tentara AS itu adalah untuk latihan militer bersama dengan TNI AU hingga 12 Nopember 2016 mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini