Sukses

2 Kapal Perang Cari Puluhan Korban Kapal TKI Tenggelam di Batam

Dua KRI dan pengerahan pasukan Lanal Batam sebagai upaya memaksimalkan pencarian para penumpang korban tenggelam kapal TKI.

Liputan6.com, Batam - Komandan Gugus Keamanan Laut Barat Laksamana Pertama (Laksma) TNI Muhammad Ali terjun langsung dalam upaya pencarian sekitar 40 tenaga kerja Indonesia (TKI) diduga ilegal korban kapal tenggelam di perairan antara Tanjung Bemban dan Teluk Mata Ikan, Batam, Kepulauan Riau.

Selain tim gabungan, menurut Ali, Gugus Keamanan Laut Armada bagian Barat (Guskamlabar) Batam menerjunkan empat kapal untuk mencari puluhan korban tenggelam kapal pengangkut TKI tersebut. Dua di antaranya Kapal Perang RI atau KRI Tenggiri 865 dan KRI Anakonda 868 dari Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) IV.

Dua KRI dan pengerahan pasukan Pangkalan TNI AL (Lanal) Batam sebagai upaya memaksimalkan pencarian para penumpang korban tenggelam kapal TKI yang belum ditemukan.

"TNI AL akan terus mengintensifkan pencarian," ucap Ali saat menyisir perairan Kepulauan Riau, dampingi Komandan Lanal Batam, Rabu (2/11/2016) sore.

Ia mengatakan, selama cuaca mendukung, proses pencarian korban kapal TKI tenggelam terus berlanjut. Tentunya, imbuh dia, TNI AL tetap berkoordinasi dengan tim lainnya agar korban kapal tenggelam cepat ditemukan.

Sementara itu, Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (P) Ivong Wicaksono Wibowo optimistis 40 korban akan ditemukan tidak jauh dari koordinat kapal speedboat pengangkut TKI yang tenggelam tersebut.

"Pencarian saat ini difokuskan di sekitar titik koordinat 50 mil lepas pantai perairan Tanjung Bemban," ujar Ivong.

Ia pun berharap dari 40 orang yang hilang itu ditemukan dalam keadaan selamat. "Selanjutnya kami tetap akan mengerahkan pasukan proses pencarian selama masih ada  batas waktu yang ditentukan.

Selain KRI Tenggiri dan KRI Anaconda, TNI AL menerjunkan dua kapal dari Kantor Pelabuhan Laut dan Perairan (KPLP) Batam, yakni KL 303 dan Kapal Bakamla.

Adapun Firmansyah dari Basarnas Bidang Operasi Kepulauan Riau mengatakan, operasi pencarian hingga Selasa sore tadi belum terkoordinasi. "Rencananya malam ini akan melakukan rapat bersama yang nantinya pencarian di bawah koordinasi Basarnas," ucap dia.

Sejauh ini, korban tewas yang ditemukan adalah 18 orang. Terdiri dari dua balita dan 16 orang dewasa. "Tiga korban dievakuasi di Teluk Mata Ikan dan 15 di Nongsa Poin
Marina," Firmansyah mengungkapkan.

Dia mengatakan pula, manifes atau jumlah total penumpang kapal speedboat pengangkut TKI yang tenggelam masih ditelusuri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Penumpang Simpang Siur

Hingga Rabu malam ini, tim SAR gabungan terus mengupayakan evakuasi tenggelamnya kapal speedboat yang membawa puluhan TKI diduga ilegal dari Johor, Malaysia menuju Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.

Sejauh ini manifes atau jumlah total penumpang kapal speedboat pengangkut TKI yang karam itu masih simpang siur.

"Berdasarkan pendataan dari saksi, ternyata jumlah yang tenggelam adalah 101 orang, yaitu 98 orang penumpang TKI dan tiga anak buah kapl (ABK). Tidak adanya manifes penumpang kapal menyebabkan pendataan sulit dilakukan dengan baik," ucap Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, Rabu (2/11/2016).

Menurut Sutopo, hingga pukul 18.00 WIB tadi, dari 101 orang di kapal terdapat 18 orang meninggal dunia, 39 orang selamat, dan 44 orang masih dalam pencarian.

Kapal speedboat yang mengangkut 98 orang TKI dan tiga ABK menabrak karang di perairan Tanjung Bemban, Batu Besar, Batam, akibat badai pada Rabu subuh tadi sekitar pukul 05.00 WIB.

"Pencarian masih dilakukan di sekitar lokasi kejadian. Saat ini, para korban selamat dibawa ke posko sementara rumah Raja Ahmad, Tanjung Bemban, Batu Besar, Kota Batam," Sutopo menjelaskan.

Ia menambahkan, sebanyak 280 personel tim gabungan dari TNI, Polri, Kantor SAR, BPBD, Bea Cukai, dan warga turut terlibat dalam evakuasi dan pencarian. Basarnas mengoordinasi pencarian dan evakuasi korban kapal tenggelam tersebut. Namun, evakuasi terkendala arus yang besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.