Sukses

Gunung Lembu yang 'Menipu'

Gunung Lembu Purwakarta bisa jadi alternatif olah raga hiking atau camping ceria.

Liputan6.com, Purwakarta - Orang-orang menyebutnya Gunung Lembu. Jika dilihat dari arah timur, bentuk kontur gunung di Purwakarta ini memang seperti lembu sedang mendekam.

Ikhwal bentuk mirip lembu ini dipertegas pada papan informasi di pos keberangkatan. Garis-garis peta gunung dipertebal dan terbentuklah wujud lembu.

Liputan6.com coba mendakinya pada Sabtu 22 Oktober 2016. Niat awalnya untuk jalan-jalan ringan. Gunung Lembu tak terlalu tinggi, jalanan landai, dan medannya tidak berat. Demikian informasi awal yang terdengar.

Ternyata, info awal itu tak semanis yang terucap. Gunung Lembu cukup menantang. Pendaki langsung disuguhi tanjakan tajam selepas pos keberangkatan.

Derajat kemiringan tanjakan awal ini 45-50-an derajat. Beberapa titik ada pegangan dari batang bambu kecil.
Alhasil para pendaki niscaya mandi keringat dengan napas ngos-ngosan. Start pukul 15.30, Liputan6.com sampai pos pertama pada 16.00.

"Saya sampai sini saja, sok atuh yang mau lanjut. Saya bantu doa saja," kata Asep, warga Bekasi, usianya sekitar 50 tahun.

Asep bersama enam teman awalnya tak berencana naik Gunung Lembu. Mereka akan mendaki Gunung Parang, gunung sebelah yang menawarkan petualangan panjat tebing.

Spontan mereka niat pemanasan sebelum panjat tebing esok harinya karena tergiur cerita pedagang bakso di bawah: Gunung Lembu enteng dan landai.

Sebagian teman Asep melanjutkan perjalanan karena merasa tanggung dan sudah siap mental. "Namanya juga gunung, mana ada yang landai," kata salah satu di antaranya.

Petunjuk dari warga sekitar yang buka warung di pos pertama pun membesarkan hati. "Tinggal sedikit nanjak terus belok kanan, sampai puncak."

Setelah dijalani, arahan itu kurang akurat. Yang disebut 'lurus belok kanan' ternyata jalur tanjakan yang juga tajam.

Pada akhirnya memang benar, sampai pos kedua kemudian belok kanan, dan setelah tanjakan-tanjakan kecil sampailah di puncak kedua. Ada warung makanan minuman di sana.

Jika ingin lanjut ke puncak tertinggi, tantangannya tinggal satu bukit lagi. Diiringi monyet-monyet yang bergelantungan, sampai juga di sana. Sampai titik ini jam menunjukkan pukul 17.15.

Pemandangannya tak istimewa, hanya bentang seluas lapangan bulu tangkis dan penanda puncak. Spot istimewa Gunung Lembu memang tidak di puncak, melainkan di tebing sekitar 50 meter di bawah puncak. Sebutannya Batu Lembu, batu karang dengan motif seperti tanah retak.

Dari atas Batu Lembu ini terhampar pemandangan Waduk Jatiluhur persis di bawahnya. Saat petang merembang, mulai terlihat kerlip lampu-lampu di Kota Purwakarta. Keindahan bentang alam itu seakan menghapus letihnya perjuangan sebelumnya.

Pemandangan dari atas, seperti halnya pada puncak gunung-gunung lain, juga memunculkan sensasi ketenangan dan kedamaian. Hal-hal di bawah sana, termasuk segala kerumitannya, tampak kecil dan lucu.

Akses ke Gunung Lembu

Gunung Lembu memiliki ketinggian 792 Mdpl. Pos keberangkatan pendakian di Kampung Panunggal, Desa Panyindangan, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta.

Dari Jakarta, akses menuju pos keberangkatan Gunung Lembu bisa melalui ruas tol Purbaleunyi. Keluar pintu tol Jatiluhur belok kanan ke arah Sukatani.

Sampai daerah Sukatani, belok kanan usai Pasar Anyar. Ikuti jalan dan menyeberang rel setelah Stasiun Sukatani. Selanjutnya ikuti jalan yang sudah dibeton sampai Pos Pemberangkatan.

Jika naik angkutan umum bisa dengan bus atau kereta api. Prinsipnya menuju ke Purwakarta, kemudian lanjut ke daerah Suka Tani dan ambil akses ke desa tempat pos pemberangkatan.  Selamat 'ditipu' Gunung Lembu. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini