Sukses

Pernikahan Dini Tertinggi di Cianjur

Masih banyak pernikahan dini di Jawa Barat, dan Cianjur adalah juaranya.

Liputan6.com, Bandung - Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat (Jabar) mencatat Kabupaten Cianjur memiliki angka pernikahan dini tertinggi di Jabar. Setelah Cianjur, selanjutnya terdapat Kabupaten Garut, Sukabumi, dan Indramayu.

Kepala Bidang KSPK BKKBN Provinsi Jabar, Pintauli R Siregar, mengatakan pihaknya tidak tahu persis berapa persentase remaja di Cianjur yang melakukan pernikahan usia dini. Namun indikator pernikahan dini dilihat dari banyaknya remaja yang memilih bekerja ke luar negeri ketimbang melanjutkan sekolah.

"Selama ini syarat utama dapat bekerja di luar negeri adalah sudah menikah, sehingga banyak perempuan di Jabar dapat berangkat sebagai pahlawan devisa," kata Pintauli, dilansir Antara.

Dia menjelaskan, idealnya pernikahan terutama untuk perempuan pada usia 21 tahun dan laki-laki 25 tahun. Namun kenyataannya, khusus di Jabar, hingga saat ini masih banyak pernikahan di bawah usia 20 tahun.

"Salah satu faktor utamanya, mungkin jumlah remaja di Jabar yang banyak sekali, tercatat pada sensus nasional tahun 2015, mencapai 11 juta orang," katanya.

Besarnya jumlah remaja tersebut diyakini menyebabkan pernikahan dini makin banyak. Menurut Pintauli, ini ditambah lagi dengan sejumlah faktor penyebab lain, seperti perkembangan teknologi informasi dan semakin mudahnya mengakses layanan internet.

Penyebab lainnya, Pintauli menambahkan, usia pendidikan remaja yang masih rendah rata-rata delapan tahun, serta tingkat pendidikan orangtua mereka yang terbilang rendah.

"Banyak pula penyebab lain karena remaja tersebut tidak peduli dengan masa depan," katanya.

Dia menilai, seharusnya faktor ekonomi menjadi alasan utama. Namun, pengaruh internet lebih banyak menyebabkan munculnya pernikahan dini. Oleh karena itu, pihaknya menilai harus gencar melakukan sosialisasi pada siswa usia sekolah, agar mereka lebih memilih masa depan yang terencana dan tidak memilih menikah setelah tamat sekolah.

"Kita bersama dengan berbagai lapisan dan elemen masyarakat harus gencar melakukan sosialisasi terhadap remaja, terutama usia sekolah, agar memilih melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukan menikah di usia muda," kata Pintauli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.