Sukses

Polisi Indonesia Jalan Kaki Berjam-jam Jaga Perbatasan

Jika harus berpatroli bersama Malaysia, koordinasi butuh waktu berjam-jam karena medan yang tak bersahabat.

Liputan6.com, Kapuas Hulu - Kawasan perbatasan rawan dengan aksi penyelundupan barang-barang ilegal. Untuk itu, aparat keamanan, termasuk aparat Polres Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, mengerahkan personelnya guna berpatroli di batas negeri.

Kegiatan itu dilaksanakan di dua kecamatan yang berbatasan langsung dengan negara Malaysia, yakni Kecamatan Badau dan Kecamatan Puring Kencana. Patroli itu dipimpin Kapolres Kapuas Hulu AKBP Sudarmin, salah satunya dengan berjalan kaki.

"Melibatkan 22 personel lintas fungsi. Selain untuk antisipasi barang ilegal, juga sekaligus untuk mendekatkan diri kepada masyarakat," ujar Sudarmin, Selasa, 27 September 2016.

Sudarmin menyebutkan Kalbar memiliki bentangan perbatasan sepanjang 857 km. Selain itu, ada 52 jalan setapak yang menghubungkan 32 kampung di Sarawak, Malaysia Timur.

"Ini tentunya tidak bisa dijaga sepenuhnya oleh polisi dan TNI, akan tetapi perlu adanya keikutsertaan masyarakat," kata Sudarmin.

Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Suhadi SW menyatakan, untuk menjaga garis sempadan perbatasan, diperlukan patroli terkoordinasi antara polisi kedua negara. Menurut Suhadi, itu karena perbatasan rawan kejahatan lintas batas melalui akses yang ada.

"Jika tidak ada koordinasi antarkepolisian kedua negara, maka sulitlah pelaku kejahatan dapat ditangkap," kata Suhadi.

Menyikapi kondisi demikian, Mabes Polri telah menganggarkan di setiap Polres perbatasan di Kalbar untuk melaksanakan patroli terkoordinasi dengan Kepala Police Daerah (KPD) masing masing di Malaysia.

"Seperti Kapolres Kapuas Hulu bekerja sama dengan KPD Lubok Antu, Malaysia, Kapolres Sintang denga KPD Sri Aman, Malaysia, Kapolres Sanggau dengan KPD Serian, Malaysia, Kapolres Bengkayang dengan KPD Bau dan Kapolres Sambas dengan KPD Lundu, Malaysia. Kesemuanya itu dilaksanakan dalam rangka menjaga garis sempadan kedua negara," kata Suhadi.

Suhadi mengatakan, setiap daerah perbatasan memiliki karakteristik tersendiri dalam gangguan kamtibmasnya.

"Yang paling menonjol adalah penyelundupan secara fisik seperti gula  bawang merah gas elpiji dan daging ilegal. Bahkan, akhir-akhir ini mulai masuk narkoba melalui jalur perbatasan baik melalui darat maupun melalui laut," ujar Suhadi.

Suhadi mengklaim, para personel berpatroli di perbatasan dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan kendaraan roda, ada juga yang berjalan kaki, tergantung kondisi di lapangan.

"Jangan heran ketika dilakukan patroli terkoordinasi antarpolisi kedua negara, dengan titik koordinat tertentu, maka persiapan yang harus dilakukan polri cukup lama karena harus berjalan kaki berjam-jam. Sementara, Police Di Raja Malaysia Kontinjen Sarawak, Malaysia, cukup memakan waktu dengan hitungan menit, karena infrastruktur di sana lebih baik," kata Suhadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini