Sukses

Lautan Pasir Bromo Tak Aman, Petugas Lari-Lari Kejar Wisatawan

Liputan6.com, Malang – Wisatawan dilarang masuk ke lautan pasir Gunung Bromo dan hanya diizinkan dalam radius aman 2,5 kilometer dari kawah. Hal itu seiring dengan peningkatan status gunung berapi purba tersebut pada pagi tadi secara mendadak.

Petugas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) sempat dibuat terkejut dengan naiknya status Bromo dari level waspada menjadi level siaga. Wisatawan yang terlanjur masuk ke lautan pasir akhirnya diminta cepat-cepat keluar dari lautan pasir.

"Tadi petugas kami sampai harus berlari–lari untuk menyampaikan ke wisatawan agar secepatnya keluar dari lautan pasir menuju zona yang lebih aman. Tapi tak sampai ada kepanikan di wisatawan," ujar Humas BB TNBTS, Antong Hartadi dikonfirmasi di Malang, Jawa Timur, Senin (26/9/2016).

Antong menyatakan, Gunung Bromo tetap terbuka untuk wisatawan yang ingin datang. Namun, mereka hanya diizinkan sampai titik–titik tertentu yang masuk radius aman.

Misalnya, pengunjung yang masuk melalui Probolinggo hanya boleh sampai Cemoro Lawang. Mereka yang masuk dari Wonokitri, Pasuruan, hanya boleh sampai Penanjakan. Sedangkan, yang lewat Malang dan Lumajang maksimal sampai Jemplang.

"Batas itu kami sampaikan langsung ke wisatawan saat mereka beli tiket masuk. Kalau sampai ada yang tetap nekat, itu sudah di luar kemampuan kami," ujar Antong.

BB TNBTS berharap situasi di gunung suci Suku Tengger itu bisa segera normal. Situasi penanganan di lapangan akan tetap patuh pada rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG).

Berdasarkan data BB TNBTS, jumlah wisatawan di Bromo periode Januari – Agustus 2016 ini tercatat sebanyak 250 ribu wisatawan nusantara dan 23 ribu wisatawan mancanegara. "Kenaikan status Bromo ini juga telah diteruskan ke setiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah agar menjadi kewaspadaan," ucap Antong.

PVMBG meningkatkan status Gunung Bromo dari level waspada menjadi level siaga pada Senin (26/9/2016) pukul 06.00 WIB. Selama periode 1 – 25 September 2016, gempa yang terekam adalah gempa tremor terus menerus yang amplitudo maksimum berfluktuasi berkisar 0,5 – 23 mm (dominan 1 – 3 mm), gempa hembusan, gempa vulkanik dangkal (VB), dan gempa vulkanik dalam (VA).

Sejak 24 September 2016, terjadi peningkatan signifikan jumlah gempa vulkanik dangkal (VB) yang mencapai jumlah 63 kejadian dan kejadian tremor menerus hari ini sejak pukul 13.00 WIB. Selama September 2016, terdengar suara gemuruh dari kawah Gunung Bromo, diikuti keluarnya asap tebal dari lubang kawah setinggi 50-900 m, dan teramati sinar api samar-samar hingga jelas dari kawah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.