Sukses

Roh Penunggu Bambu Rasuki Puluhan Siswa 2 Hari Berturut-turut

Para siswa diingatkan untuk tidak kencing sembarangan lagi usai kejadian kesurupan massal.

Liputan6.com, Liputan6.com, Bengkulu - Sebanyak 40 orang siswa SMP Negeri 1 Kota Padang Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu terkena kesurupan massal di lingkungan sekolah. Mereka menjerit dan memberontak saat rekannya bersama dewan guru mencoba menenangkan.

Bahkan, beberapa siswa laki-laki terlibat aksi baku hantam. Akibatnya, mereka mengalami lebam di muka dan badan karena saling pukul.

Salah seorang pengajar di SMPN 1 Kota Padang, Yeni Zoaliza mengatakan, gangguan roh halus yang masuk ke tubuh murid mereka berasal dari roh halus penunggu rumpun pohon bambu yang berada di belakang sekolah.

Mereka diyakini merasuki tubuh siswa karena lokasi tempat mereka bermukim sering dikencingi para siswa. Apalagi, rumpun bambu tersebut berbatasan dengan hutan belukar di belakang sekolah.

"Awalnya beberapa murid saja yang kerasukan, tetapi rekannya berusaha membantu, dan ketularan, total yang terkena pada Jumat lalu itu 24 orang," kata Yeni saat dihubungi Minggu (25/9/2016).

Mereka ditenangkan dengan dibacakan ayat-ayat Alquran dan dibantu para dukun kampung setempat. Keesokan harinya, atau pada Sabtu, 24 September 2016, kejadian kesurupan masal terulang lagi.

Kali ini sebanyak 16 orang yang mayoritas siswa laki-laki kembali mengamuk. Total murid yang kerasukan selama dua hari itu berjumlah 40 orang.

Pihak sekolah terpaksa mendatangkan beberapa dukun untuk mengusir roh halus yang mengamuk. Setelah reda, mereka juga mengusir roh yang masih menghuni rumpun bambu.

Camat Kota Padang, Jondrik yang datang ke lokasi mengatakan, pohon bambu yang diduga tempat persemayaman roh halus itu harus segera dipotong dan dibersihkan. Lokasi tersebut memang dikenal warga sangat angker.

"Beberapa tahun lalu, kesurupan massal ini pernah terjadi dan sekarang terulang kembali. Rumpun bambu itu harus dibersihkan. Kepada para murid juga saya ingatkan untuk tidak kencing sembarangan lagi," kata Jondrik.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini