Sukses

Dialog Ridwan Kamil dengan Terapis Kala Tutup Spa Mesum

Tempat tersebut disegel sementara karena terbukti menawarkan layanan yang tergolong tindakan asusila.

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Ridwan Kamil menutup dan menyegel salah satu tempat spa yang diduga melakukan transaksi seksual alias mesum di kawasan Jalan Dago, Kota Bandung, Jawa Barat. Pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, tempat usaha tersebut telah melanggar hukum.

Saat melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT), Emil yang didampingi pihak Satpol PP Bandung mendapati perbuatan asusila antara terapis dan seorang pria di salah satu kamar. Dia pun mengumpulkan para terapis dan karyawan tempat usaha spa yang berinisial IL itu untuk ditanyai dan memeriksa kartu tanda penduduk (KTP).

"Di sini ada aktivitas berhubungan seksual dengan transaksi. Siapa yang taat aturan, itu dibiarkan. Siapa yang melanggar aturan pasti akan berhadapan dengan aparat hukum," kata Emil menasihati mereka, Jumat, 23 September 2016.

Emil pun langsung berbincang dan memberikan pertanyaan kepada para terapis dan karyawan soal adanya pelanggaran hukum di tempat tersebut. Namun karena tak ada yang berani bicara dan hanya tertunduk, dia pun menunjuk salah seorang terapis untuk menjawab.

"‎Coba kamu siapa namanya?" tanya Emil.

"Siska, Pak. Iya ada, Pak. Ada begituan (transaksi seksual)," jawab perempuan berambut panjang yang menutupi bagian kakinya dengan jaket.

Kemudian, Emil pun menanyakan pendapatan Siska untuk sekali melakukan transaksi seksual dengan pelanggan. Siska pun mengaku mendapatkan Rp 350 ribu dari harga yang telah ditentukan oleh pihak manajemen spa.

"Tarifnya Rp 800 ribu sampai Rp 1 juta. Saya dapat Rp 350 ribu dari situ," ucap Siska sambil tertunduk malu.

Setelah beberapa pertanyaan dari Emil kepada Siska, suasana pun menjadi ramai tanpa ketegangan. Para karyawan dan terapis lain pun ‎ikut menjawab beberapa pertanyaan dari orang nomor satu di Bandung itu.

Beberapa terapis pun menanyakan tindakan Emil yang hanya menutup tempat Spa IL tempat mereka bekerja. Bahkan, mereka pun menyebutkan satu-satu tempat yang juga melakukan bisnis jasa layanan seks di Kota Bandung.

"Ini ‎sedang dimulai, jadi jangan pakai alasan tempat lain belum berarti ini dikompensasi. Biar adil semuanya ditutup," ujar Emil.

Petugas menyegel salah satu spa yang diduga melakukan transaksi seksual di kawasan Jalan Dago, Kota Bandung. (Liputan6.com/Aditya Prakasa)‎

Emil pun kembali memberikan pernyataan soal pekerjaan para terapis dan mendadak suasana pun menjadi ramai kembali dengan melontarkan jawaban masing-masing. Para terapis pun menjawab terpaksa melakukan pekerjaan tersebut dengan alasan menafkahi anak-anak mereka.

"Siapa sih yang mau kerja kayak gini, Pak. Tapi mau gimana lagi, buat makan anak," jawab salah seorang terapis.

"Coba sekarang, cung (mengacungkan jari tangan) siapa ‎saja yang masih status menikah?" perintah Emil sambil menghitung terapis yang mengangkat tangan.

"Jadi sisanya janda semua ya?" tanya Emil.

"Kita janda bodong, Pak, artinya cerainya digantung gitu. Semuanya juga punya anak, kita korban laki-laki," sela salah seorang terapis lagi disambut tawa dari petugas maupun karyawan.

Kemudian Emil pun menanyakan kalangan tamu yang menjadi langganan jasa layanan seks ‎di tempat tersebut. Kembali, suasana pun ramai dengan banyaknya jawaban disertai tawa.

"Pejabat banyak yang ke sini?" tanya Emil.

"Wooo banyak, Pak. Artisnya juga banyak‎, polisi juga banyak (bersorak), malahan gratis polisi mah. Pejabat ngakunya banyak kerja di Balai Kota," seru mereka.

Setelah dilakukan pendataan, karyawan serta sekitar 30 perempuan tersebut diperkenankan pulang.‎ Emil menuturkan, untuk sementara tempat tersebut disegel karena terbukti menawarkan layanan yang tergolong tindakan asusila.

Namun belum ada penahanan atas pemilik atau pengelola tempat. Penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan terhadap orang yang bertanggung jawab sebagai pengelola tempat.

"Pihak manajemen harus menghadap, karena yang ada di sini hanya kelas asisten manajer," Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini