Sukses

Banjir Bandang Rendam Tulungagung dan Trenggalek

Warga Tulungagung sudah hafal waktu banjir bandang akan melanda.

Liputan6.com, Tulungagung - Banjir bandang merendam ratusan rumah di sebagian wilayah Tulungagung, Jawa Timur. Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Karangtuwo yang tak mampu menampung debit air mengakibatkan banjir setinggi kira-kira 30 cm.

Ratusan rumah warga yang diterjang banjir itu berada di empat desa yakni Desa Bantengan, Talun Kulon dan Nglampir, Kecamatan Bandung serta Desa Tulungrejo Kecamatan Besuki. Air bercampur material lumpur juga sempat melumpuhkan akses jalan menuju kawasan Pantai Wisata Prigi.

Riswanto, seorang warga Desa Bantengan Kecamatan Bandung, Tulungagung, mengatakan, air mulai masuk menggenangi rumah sekitar pukul 00.00 WIB dini hari tadi.

"Sebelumnya hujan deras mengguyur sejak kemarin malam pukul 19.00 WIB sampai dini hari tadi baru reda," kata Riswanto di Tulungagung, Jumat (16/9/2016).

Warga sendiri memilih tetap bertahan di rumahnya sembari mengamankan barang mereka ke tempat yang tidak terkena air. Alasannya, kawasan tempat tinggal mereka sudah jadi langganan bencana banjir tiap tahunnya, terutama jika musim hujan tiba.

Sebelumnya, banjir bandang juga terjadi tepat pada 17 Agustus silam. Warga mengaku hafal tanda jika bakal terjadi banjir saat musim hujan. Siang ini, sebagian warga sudah membersihkan rumahnya yang telah surut dari banjir.

"Daerah sini memang langganan banjir jika hujan deras mengguyur. Bisa dipastikan air akan masuk ke rumah akibat luapan sungai itu," ucap Riswanto.

Longsor di Trenggalek

Bencana banjir bandang dan tanah longsor terjadi di beberapa wilayah Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung bagian selatan, Jawa Timur, Kamis, 15 September 2016, hingga Jumat dini hari.

Banjir bandang terjadi di tiga desa Kecamatan Bandung, Tulungagung serta empat desa di kawasan pesisir Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Tidak ada laporan korban jiwa atau pun kerusakan fisik rumah penduduk dalam peristiwa tersebut, tapi banjir dan longsor di dua jalur utama menuju daerah pesisir Prigi, Watulimo menyebabkan akses menuju maupun keluar pelabuhan perikanan nusantara itu nyaris putus total.

"Untuk banjir pagi ini sudah reda setelah semalam sejak pukul 22.00 WIB debit air sempat meningkat hingga ketinggian sekitar 60 sentimeter," kata Kapolsek Watulimo AKP Saiful Rohman, dilansir Antara.

Namun, lanjut Saiful, longsor di jalur utama dan akses alternatif menuju kawasan Prigi menyebabkan lalu lintas kendaraan, khususnya roda empat atau lebih, terputus.

Hanya kendaraan roda dua yang masih bisa melintas di jalur Desa Sawahan yang mengalami longsor susulan hingga mengenai dua pertiga badan jalan aspal. Itu pun dengan sistem buka-tutup atau bergantian.

"Sedangkan jalur alternatif melalui Desa Sebo hingga pasar Prigi malah putus total karena badan jalan tertutup material longsor. Hanya di jalur utama yang juga jalan nasional Prigi masih bisa dilalui untuk kendaraan roda dua. Kendaraan besar tidak bisa," tutur Saiful.

Ia mengatakan, bencana banjir dan tanah longsor dipicu oleh hujan deras yang terjadi terus-menerus selama beberapa hari terakhir.

Jalan nasional Prigi di titik Desa Sawahan sudah mengalami longsor sejak sepekan lalu, 9 September 2016, sehingga mengenai sepertiga badan jalan aspal sepanjang kurang lebih 50 meter.

Kondisi akses utama menuju Pelabuhan Prigi dan 10 objek wisata di pesisir Watulimo itu semakin parah setelah terjadi longsor susulan sehingga menyebabkan kerusakan melebar hingga dua pertiga lebar badan jalan.

"Kemarin (Kamis, 15/9) hujan deras terjadi terus-menerus dari siang hingga Jumat (16/9) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB sehingga menyebabkan beberapa hilir sungai meluap dan longsor semakin parah," ujar Saiful.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.