Sukses

Mitos Haram Vaksin Difteri Renggut Nyawa Anak Purwakarta

Empat anak Purwakarta lainnya hingga kini masih dirawat di rumah sakit akibat infeksi difteri.

Liputan6.com, Purwakarta - Kasus difteri terjadi di Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta.Seorang anak bernama Ilham (6), warga Kampung Cisalada, Desa Cisalada, meninggal dunia di RSHS Bandung pada Senin, 14 September 2016, setelah dirawat selama sepekan akibat difteri.

Sebelumnya Ilham, dirujuk pihak RSUD Bayu Asih Purwakarta, ke Rumah Sakit Pemprov Jabar tersebut. Namun, nyawa anak itu tidak tertolong.

"Iya ada yang meninggal satu orang, warga Kampung Cisalada Desa Cisalada Kecamatan Jatiluhur. Meninggalnya di RSHS Bandung," kata Wakil Direktur RSUD Bayu Asih Purwakarta, Deni Dermawan, Rabu, 14 September 2016.

Dedi mengatakan, selama sepekan terakhir, tujuh warga di dua desa di Kecamatan Jatiluhur, yakni Desa Mekargalih dan Desa Cisalada menderita difteri. Dari ketujuh pasien, enam orang di antaranya masih dirawat di RSUD Bayu Asih dan dua lainnya telah dirujuk ke RSHS Bandung.

"Saat ini statusnya sudah kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. Untuk penyakit itu, karena satu pasien saja sudah KLB," kata Deni.

Menurut Deni, daya tahan tubuh Ilham melemah hingga kritis selama dirawat.
"Racun dari kuman yang masuk ke jaringan tubuh Ihlam sudah menyebar. Sehingga mengakibatkan gangguan pernafasan ke otot jantung," ujar Deni.

Difteri termasuk penyakit menular disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dan Corynebacterium ulcerans. Gejala yang ditimbulkan demam dan menggigil, sakit tenggorokan dan suara serak, sulit bernapas, pembengkakan kelenjar limfa pada leher, lemah dan lelah serta hidung beringus yang bisa berubah kental dan berdarah.

Difteri bisa ditangani sejak dini dengan vaksinasi. Namun, vaksinasi yang dilakukan pemerintah selama ini kurang berhasil di kampung itu.

"Pasien Ilham itu tidak pernah divaksin. Lagian di kampung itu vaksinasi kurang berhasil karena sebagian masyarakat menolak, bahkan saat petugas Dinkes datang ke rumahnya langsung, sebagian warga menolak dan menutup pintu," kata Deni.

Mitos Haram

Atas kejadian itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memanggil Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana dan Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi ke rumah dinasnya di kompleks pendopo Purwakarta di Jalan Gandanegara No 25 Purwakarta pada Kamis, 15 September 2016.
 
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Purwakarta, kasus difteri di Purwakarta terakhir ditemukan di Desa Pasir Jambu Kecamatan Maniis pada 2007 lalu. Kini, kasus tersebut kembali muncul di Purwakarta, tepatnya di Desa Cisalada Jatiluhur.

Kasus difteri yang menyerang Desa Cisalada, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta itu disebabkan penolakan warga terhadap vaksinasi difteri meski telah digratiskan.

Kepala Desa Cisalada Endang Supriyadi menjelaskan, aparat desa selalu menyosialisasikan pentingnya imunisasi. Bahkan, satu per satu rumah warga yang memiliki anak yang belum divaksin langsung didatangi oleh aparat dan petugas kesehatan.

"Kendalanya di wilayah kami ada fatwa salah satu tokoh agama yang menyatakan bahwa vaksin atau imunisasi ini haram, melanggar syariat. Maka katanya, warga harus menolak vaksin ini," kata Endang.

Menanggapi laporan tersebut, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi langsung menggelengkan kepala. Dia tidak habis pikir jika salah satu program perlindungan kesehatan ini mendapat resistensi yang begitu besar dengan dalih pemahaman salah satu agama.

"Ini kan program nasional untuk perlindungan kesehatan masyarakat. Saya tidak habis pikir kalau karena ada pemahaman seperti ini masyarakat setempat malah menutup pintu rumah, mereka menolak imunisasi," ujar Dedi.

Senada dengan Kepala Desa Cisalada, permasalahan serupa terkait upaya penolakan warga untuk di vaksin juga disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Anne Hediana.

"Karena imbauan penolakan vaksin oleh salah satu tokoh agama tersebut, persentase keberhasilan imunisasi di wilayah Desa Cisalada hanya mencapai 68 persen. Tentu ini sangat jauh di bawah rata-rata keberhasilan vaksin wilayah lain di Purwakarta," ujar Anne.

Virus difteri di Purwakarta menyerang enam anak. Korban meninggal dunia bernama Ilham (6) setelah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Empat orang lainnya hingga saat ini masih menjalani perawatan, sementara satu pasien dinyatakan sembuh total.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.