Sukses

Sosok Yuni Yesra, Guru Honorer Asal Toraja yang Tewas Saat Ngojek

Yuni Yesra merupakan korban tewas kedua asal Toraja yang meninggal di kawasan Puncak Jaya, Papua.

Liputan6.com, Jayapura - Resti Patatang (35), kakak perempuan dari korban penembakan kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Yuni Yesra Patatang (27) terus menangis saat melihat jenazah adik kandungnya dievakuasi dari Bandara Mulia ke Bandara Sentani dengan Pesawat Enggan Air sekitar pukul 13.00 WIT.

Resti terakhir kali bertemu adiknya tiga bulan lalu sebelum Resti tugas belajar di Jayapura. Saat itu, ia berpesan kepada Esra, panggilan akrab adiknya, untuk menjaga rumah, gereja dan jangan pernah lelah untuk mengajar anak-anak di sekolah.

"Esra anak yang rajin dan selalu bekerja keras. Dia bekerja apapun untuk dirinya atau orangtua," kata Resti, saat ditemui di Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (13/9/2016).

Esra sudah dua tahun menetap di Puncak Jaya mengikuti jejak kakaknya, Resti yang lebih dulu tinggal di daerah itu. Selain menjadi guru honorer yang mengajar pelajaran Agama Katolik di SD Negeri Kurilik, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Esra juga aktif di organisasi Kepemudaan Gereja Katolik Stasi Mulia.

Ketua Ikatan Keluarga Toraja Kabupaten Puncak Jaya, Markus Tandiayu menuturkan penembakan kepada keluarga Toraja telah dua kali dilakukan dan kedua korbannya adalah guru.

Pada 2012 lalu, Anton Arung Tambila, seorang guru SD berusia 36 tahun asal Toraja ditembak saat sedang berada di dalam rumahnya. Sampai saat ini, aparat keamanan belum juga dapat menangkap penembaknya.

"Kami datang ke sini bukan untuk mencari untung. Kami hanya peduli dengan pendidikan dan anak-anak Papua. Dua ratusan warga Toraja telah menjadi guru di Puncak Jaya, hanya untuk membuat pintar masyarakat di sana. Kami ingin kasus ini ditindaklanjuti dengan serius," kata Markus.

Esra nyambi menjadi tukang ojek karena honor seorang guru bantu sangat kecil di daerah ini. Markus menuturkan, sesaat sebelum kejadian, Esra hendak pulang dari Kota Baru ke Kota Lama ke arah tempat tinggalnya. Namun, dia terlebih dulu mengantarkan penumpang .

"Tetapi, pulang dari mengantar penumpangnya itu dia ditemukan tewas," kata Markus.

Sore tadi, jenazah diterbangkan langsung dengan pesawat Batik Air ke kampung halamannya di Kampung Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyebutkan sweeping akan dilakukan pasca-penembakan di Distrik Mulia. Sweeping ini untuk mencegah masuknya pelaku kejahatan di tengah kota.

"Beberapa titik lainnya, seperti di Bandara Puncak Jaya juga kami perketat. Pelaku diperkirakan masih berada di sekitar Kota Mulia," ucap Paulus.

Hari ini, polisi mengirimkan 10 polisi anggota tim khusus ke Puncak Jaya untuk mencari penembak guru honorer. Keesokan harinya dijadwalkan adanya pergeseran 10 anggota tim khusus lainnya.

"Kejadian ini tak bisa dibiarkan dan kami akan cari pelakunya," ucap Paulus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini