Sukses

Nostalgia Bersama Olahan Daging Rumahan Langka di Jogja

Olahan daging rumahan itu mirip rasanya dengan Garang Asem, tapi bahan utamanya daging sapi cincang.

Liputan6.com, Yogyakarta - Selain Bandung dan Malang, Jogja juga terkenal dengan wisata kuliner yang menggoda selera. Salah satunya ditawarkan Warung Kepik Sawah yang berada di Jalan Godean Km 9 Senuko, Sidoagung, Godean, Sleman.

Dengan interior berkonsep retro, warung ini memiliki salah satu menu andalan yang disebut Gadon. Makanan berbahan utama daging sapi itu memiliki penampilan seperti Garang Asem, tetapi berbahan daging sapi cincang. Resep makanan itu merupakan racikan istimewa langsung dari ibu si pemilik.

"Ini resep ibu. Kalau gadon itu sapi, kuahnya sama kaya Garang Asam. Rasanya agak sama," kata pemilik Warung Kepik Sawah Anggakara Surya Mahutama (29) kepada Liputan6.com, Kamis, 1 September 2016.

Untuk menikmatinya, Angga menyarankan ditambahi dengan cabai rawit. Cabainya dipenyet sehingga rasa pedasnya keluar. Lebih sedap lagi jika memakan gadon ditemani kerupuk dan memandangi sawah.

Selain gadon, Kepik Sawah juga memiliki menu tradisional khas Jogja lainnya, seperti garang asem, carang gesing, mangut lele dan lodeh. "Godean kan sentra belut. Ada beberapa varian belut juga dan gurami," ujar Angga.

Sebagai teman penghilang dahaga, Angga menyediakan sejumlah minuman tradisional dan minuman yang pernah berjaya pada zaman dahulu. "Ada wedang uwuh, jamu-jamuan ada. Kunir asem, beras kencur. Ad juga soda sitrun dan soda soemringah. Sarsaparila kita ada," ujar dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesona Kepik

Angga menyiapkan dua pemandangan berbeda untuk menikmati menu-menu tradisional yang ditawarkan. Ada dua gazebo yang menawarkan pemandangan sawah. Ada pula konsep Joglo yang cocok untuk pengunjung yang datang bersama keluarga.

Agar lebih menarik, ia menghiasi restoran yang dibuka sejak 2013 itu dengan poster-poster lama, botol minuman lama dan ornamen lainnya yang bisa membuat pengunjung bernostalgia.

"Ini warung nostalgia. Zaman dahulu diangkat lagi, terlihat dari poster jaman dahulu. Jadi, tidak hanya melulu makanan tapi berpadu padan desain," kata dia.

Angga menjelaskan warungnya buka dari pukul 09.00 WIB sampai 21.00 WIB. Khusus malam minggu, warungnya tutup pukul 23.00 WIB.

Semua menu yang ditawarkan cukup terjangkau mulai dari harga paling murah Rp 3 ribu hingga Rp 70 ribu. Namun, pengunjung juga bisa memilih menu paket lengkap dengan harga Rp 15-20 ribu.

"Paling mahal gurami ya, untuk makan bareng-bareng Rp 70 ribu," ujar dia.

Pemilihan nama warung yang unik, menurut Angga, karena suka dengan hewan kepik. Sesuai budaya Jawa, kepik menjadi simbol keberuntungan. Sementara sawah menjadi simbol kemakmuran.

"Kalo orang Jawa kan, kalau dihinggapi kepik tandanya akan dapat untung. Kebaikan lebih ke situ sih," ucap Angga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini