Sukses

Ikan Lele Makin Langka di Kabupaten Ini

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh mulai kesulitan mencari ikan lele lokal. Padahal, ikan lele di daerah itu dahulu berlimpah.

Berkurangnya ikan lele ini kabarnya disebabkan karena alih fungsi hutan rawa menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

"Ikan lele lokal dahulunya terhitung cukup banyak, bahkan berlimpah di daerah hutan-hutan yang memiliki rawa. Karena sudah dialihfungsikan, ikan air tawar jenis tersebut sudah mulai susah didapatkan," kata warga Kecamatan Babahrot, Abdulrahman, seperti dikutip dari Antara, Rabu (31/8/2016).

"Kalau dulu cukup mudah kita tangkap. Dengan menggunakan alat tangkap tradisional saja, dalam satu malam mampu menghasilkan antara 5-10 kilogram dengan harga jual rata-rata Rp 40 ribu/kg," sambung dia.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pencari ikan lele itu menuturkan, ribuan hektare hutan rawa milik negara di Kecamatan Babahrot dan Kecamatan Kuala Batee sedikit demi sedikit dikeringkan untuk lahan perkebunan.

"Sejak hutan rawa berubah menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, sejak itu pula pendapatan saya berkurang. Kalau dahulunya mampu menghasilkan uang Rp 200 ribu/hari, kini hanya Rp 50 ribu, itu pun terkadang tidak ada sama sekali," keluh Abdulrahman.

Kelangkaan ikan lele tersebut, kata dia, mulai terjadi sejak 2010. Saat itu, semua hutan rawa dikeringkan oleh pemerintah daerah.

"Jadi, sejak itulah ikan lele lokal ini menjadi langka di Abdya. Kadang-kadang masih ditemukan juga di pasar-pasar. Namun harganya cukup mahal, mencapai Rp 80.000/kg dalam keadaan basah," kata Abdulrahman.

Sementara itu, pengusaha rumah makan yang menyediakan menu ikan lele lokal di Simpang Alu Jambe, Babahrot, Usman (50) mengatakan, sejak beberapa tahun terakhir kebutuhan ikan lele untuk menu makan dipasok dari kabupaten lain, yakni Nagan Raya.

"Ini menu ikan lele lokal yang kita pasok dari kabupaten tetangga. Kalau di Abdya, ikan jenis ini sudah jarang didapatkan. Bukan seperti dahulu mudah kita dapatkan dengan harga murah," ucap Usman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini