Sukses

Kapolda Riau Janji Usut Tewasnya Pegawai Honorer Pembunuh Polisi

Satu warga tewas saat sedang berdemonstrasi di Mapolres Meranti yang meminta pengusutan kasus tewasnya pegawai honorer pembunuh polisi.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kapolda Riau Brigadir Jenderal Supriyanto bertolak ke Kabupaten Kepulauan Meranti, pasca-bentrok warga dan polisi setempat hingga menyebabkan seorang warga tewas.

"Saya berharap masyarakat dan petugas tetap menjaga ketentraman dan saling menahan diri. Saya pastikan akan menindak tegas anggota yang terbukti bersalah," kata Kapolda di Pekanbaru, Jumat (26/6/2016).

Supriyanto bersama sejumlah unsur pimpinan jajaran Polda Riau bergerak ke Meranti pada Kamis malam tadi guna memastikan kondisi di Kota Selatpanjang, Meranti, pasca-kerusuhan.

Tiba di Selatpanjang, Kapolda bersama jajaran langsung menyambangi kediaman keluarga Apri Andi Pratama (24), tersangka pembunuh polisi yang tewas saat penangkapan.

Kepada keluarga Andi, Supriyanto berjanji dirinya akan memimpin langsung proses penyelidikan dugaan pelanggaran prosedur hingga menyebabkan pegawai honorer Dispenda Meranti itu tewas di tangan polisi.

Selain itu, ia menyampaikan belasungkawa terkait peristiwa tersebut. Setelah mengunjung kediaman keluarga Andi, Kapolda yang kala itu didampingi tokoh masyarakat juga mengunjungi kediaman keluarga Isrusli, seorang warga setempat yang tewas saat bentrok dengan anggota Polres Kampar pada Kamis siang, 25 Agustus 2016.

Apri Andi Pratama merupakan tersangka penikaman seorang anggota Polres Meranti, Brigadir Adil Tambunan. Adil pada Kamis dinihari pukul 01.45 WIB tewas dengan lima tusukan di sekujur tubuh. Pasca-kejadian, Kapolres Meranti AKBP Asep Iskandar memerintahkan anggotanya untuk mengejar pelaku.

Apri berhasil dibekuk sekitar pukul 03.30 WIB atau dua jam pasca-pembunuhan di Desa Mekarsari, Kecamatan Merbau. Saat penangkapan, pelaku dikabarkan melawan petugas menggunakan badik sehingga polisi yang sudah memberikan dua kali tembakan peringatan terpaksa melumpuhkan Apri dengan dua tembakan pada bagian kaki.

Tidak lama berselang, pelaku meninggal. Sejumlah desas-desus menyebutkan pelaku tewas akibat dianiaya polisi setelah tertangkap. Namun, hal itu dibantah Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo.

"Pelaku tewas akibat kehabisan darah saat akan dibawa ke RSUD," kata Guntur seperti dilansir Antara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Peluru Nyasar?

Pasca-tewasnya Apri, masyarakat Selatpanjang ramai-ramai mendatangi RSUD Meranti untuk menyaksikan langsung. Jumlah warga semakin banyak hingga mencapai ribuan. Warga menilai polisi sengaja menghabisi Apri saat penangkapan.

Suasana semakin memanas menjelang Kamis siang. Sekitar 2.000 warga berkumpul dan bergerak dari RSUD ke Mapolres Meranti dan mengepung Mapolres serta melempari dengan batu.

Polisi bertahan dengan tameng dan sesekali meletuskan senjata peringatan ke udara. Namun, jumlah massa semakin banyak hingga terakhir seorang warga terjatuh dengan luka bocor pada bagian kepala.

Belum diketahui pasti penyebab tewasnya warga bernama Isrusli tersebut. Namun, polisi mengklaim korban tewas akibat terkena lemparan batu sementara warga menyebut korban tewas akibat peluru nyasar.

Saat ini, ratusan personel gabungan Brimob Polda Riau, Polres Bengkalis dan Polres Siak dikerahkan ke Meranti untuk mengantisipasi kerusuhan susulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.