Sukses

3 Daerah Asal Calon Haji Indonesia Terdampar di Filipina

28 calon haji yang terdampar di Filipina berasal dari Wajo, Sulawesi Selatan.

Liputan6.com, Makassar - Bukan Tanah Suci yang dilihat, 177 calon haji asal Indonesia justru terdampar di Filipina. Mereka ditahan otoritas setempat karena ketahuan menggunakan paspor palsu.

Pemerintah Indonesia menyebut mereka sebagai korban biro perjalanan nakal. Tak tanggung-tanggung, korbannya berasal dari berbagai daerah di Indonesia setelah menyetor sejumlah uang untuk naik haji. Kini, pemerintah berupaya memulangkan mereka ke tanah air.

Berikut tiga daerah kasus calon haji terdampar di Filipina yang dihimpun Liputan6.com.

1. 28 Calon Haji asal Wajo

Dari 177 orang calon haji Indonesia yang ditahan oleh pihak imigrasi Filipina, sebagian di antaranya berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). Sebanyak 28 orang di antaranya berasal dari Kabupaten Wajo.

Kapolres Wajo AKBP Novi Nurrohmad mengungkapkan para calon haji asal Wajo itu berangkat melalui biro perjalanan PT Aulad Amin Sengkang milik Nasir dan Rahmawati yang merupakan warga Jalan RA Kartini, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulsel.

Sambil menunggu deportasi nantinya, Novy menegaskan polisi kini mengawasi pihak travel yang memberangkatkan mereka agar tidak kabur dari tanggung jawabnya.

"Anggota saya sudah awasi travel itu. Demikian juga pemiliknya, kita sementara cari tahu keberadaannya," kata Novy.

Berikut nama-nama calon haji asal Kabupaten Wajo yang ditahan pihak imigrasi Filipina.

1. Sartia (40), warga Duppawalie, Desa Pasir Putih, Kecamatan Bola.
2. Alang bin H. Ambo Sakka (65), warga Desa Ajuraja, Kecamatan Takkalalla.
3. Karsiti binti Jafar (40), warga Desa Ajuraja, Kecamatan Takkalalla.
4. Lisa Asrianti binti H. Sodding (18), warga Desa Ajuraja, Kecamatan Takkalalla.
5. Hariati binti Harianto (22) Desa Manyili, Kecamatan Takkalalla.
6. Fatima binti Madewing (60) Desa Soro, Kecamatan Takkalalla.
7. Indo Esseng binti Lasinrang (40) Kelurahan Bocco, Kecamatan Takkalalla.
8. Sukma binti Tare, (30) Kelurahan Bocco, Kecamatan Takkalalla.
9. Kasma binti Masong, Desa Lautang, Kecamatan Belawa.
10. Icora (45), Desa Lautang, Kecamatan Belawa.
11. Dewi, Desa Lautang, Kecamatan Belawa.
12. Ira, warga Desa Lautang, Kecamatan Belawa.
13. Semma, Desa Limporilau, Kecamatan Belawa.
14. Kusandi bin H Tahir, Alana kampiri, Desa kampiri, Kecamatan Pammana.
15. Norma binti Beddu, Warasalae, Desa Watampanua, Kecamatan Pammana.
16. Roslawi binti Beddu, Ulugalung, Desa Lempa.
17. Kasma Binti mading, Desa Arajang, Kecamatan Gilireng.
18. Hj. Indo Angka, Dusun Wele I, Desa Wele, Kecamatan Belawa.
19. Yunus, alamat Jalan Asoka, Kecamatan Tempe.
20. Syamsiah, Jalan Kartika Chandra Kirana, Kelurahan Atakkae, Kecamatan Tempe.
21. Rahma, BTN Nusa Idaman, Kelurahan Cempalagi, Kecamatan Tempe.
22. Andi Sessu, alamat Jalan Bau Baharuddin, Kelurahan Bulu Pabbulu, Kecamatan Tempe.
23. Risma, alamat Jalan Bau Baharuddin, Kelurahan Bulu Pabbulu, Kecamatan Tempe.
24. Ramlan, Jalan Kalimantan, Kelruahan Lapongkoda, Kecamatan Tempe.
25. Maryama binti Mare, Tobaku, Desa Bentenglompo, Kecamatan Sabbangparu
26. Asia binti Arafah, Tobaku, Desa Bentenglompo, Kecamatan Sabbangparu
27. Rosdiana binti remmang,  Bontotenne, Desa Ujung Pero, Kecamatan Sabbangparu
28. Ros binti Lawi, Manyili, Desa Pallimae, Kecamatan Sabbangparu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2. 19 Calon Haji asal Jawa Tengah

2. 19 Calon Haji asal Jawa Tengah

Ada 19 calon haji asal Jawa Tengah saat ini masih ditahan pemerintah Filipina. Berdasarkan penerbitan paspor, 19 orang itu dokumennya resmi diterbitkan Kantor Imigrasi Jawa Tengah.

Menurut Kepala Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wilayah Jawa Tengah, Bambang Sumardiono, 19 orang itu berasal dari Kota Semarang dan Kabupaten Pati.

"Ada 19 orang yang paspornya dari Jawa Tengah. Berangkatnya ke Filipina lewat mana, belum tahu," kata Bambang, Rabu (24/8/2016).

Paspor yang dikeluarkan Imigrasi Kota Semarang ada lima orang dan sisanya dari Kabupaten Pati. Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Semarang, Himron Mansur membenarkan informasi tersebut meski belum mengetahu identitasnya.

"Sementara ini, informasinya benar (lima orang dari Semarang)," kata Himron.

Sementara itu Kapolda Jawa Tengah, Irjen Condro Kirono mengatakan polisi sedang berkoordinasi untuk mengetahui identitas korban di Jawa Tengah serta alasan sebenarnya mereka hendak berangkat haji lewat Filipina. Polisi juga masih mengumpulkan informasi pengusaha travel yang memberangkatkan para calon haji.

"Masih dikoordinasikan untuk melihat asal-usul keberangkatannya, tujuannya. Apakah karena sebenarnya bekerja sebagai tenaga kerja di sana kemudian diberangkatkan atau bagaimana, masih dalam proses," kata Condro.

3. Korban Travel Haji asal Pasuruan

Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf menuturkan bahwa dari 177 calon haji asal Indonesia yang tertahan di Filipina, ada beberapa diantara mereka berasal dari Pasuruan, Jawa Timur.

"Berdasarkan informasi yang sampai kepada saya, jamaah calon haji tersebut berasal dari kabupaten Pasuruan. Dan Kami masih terus menelusuri apakah ada dari kabupaten lain. Dan kami sedang meminta Kementerian Agama agar bisa membawa mereka pulang," tutur Wakil Gubernur yang akrab disapa Gus Ipul di Surabaya, Selasa, 23 Agustus 2016.

Gus Ipul juga yakin bahwa para calon haji itu tak mungkin memiliki koneksi langsung dengan pihak otoritas di Filipina. "Mereka nggak mungkin punya channel ke Filipina. Mereka itu korban," kata Gus Ipul.

Gus Ipul berharap kepada pihak kepolisian untuk tetap mengusut kasus tersebut dan Pemprov Jawa Timur akan menegakkan hukum bagi pihak yang secara ilegal membawa jamaah calon haji itu.

"Kami nanti ingin mempelajari apa saja yang diberikan jamaah kepada pihak yang membawanya," ujar Gus Ipul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.