Sukses

Wacana Harga Rokok Naik Bikin Petani Cengkih Lereng Slamet Galau

Para petani takut kenaikan harga rokok akan membuat tingkat penjualan rokok menurun.

Liputan6.com, Pemalang - Petani cengkih di lereng Gunung Slamet Pulosari, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, saat ini sedang galau. Mereka berharap harga cengkih juga naik bila pemerintah benar-benar menaikkan harga rokok menjadi Rp 50 ribu per bungkus.

Petani khawatir, kenaikan harga rokok akan berdampak pada menurunkan permintaan cengkih oleh perusahaan rokok.

"Sekarang saja harga cengkih sudah mulai turun. Kalau harga rokok naik sampai Rp 50 ribu per bungkus, saya khawatir permintaan cengkih turun drastis dan harganya semakin anjlok," ucap petani cengkih di Pulosari Pemalang, Jateng, Munawar (55, Selasa 23 Agustus 2016.   

Dia menilai, kenaikan harga rokok akan membuat tingkat penjualan rokok menurun. Ini lantaran tidak semua masyarakat mampu membeli rokok dengan harga yang tinggi.  

"Kalau permintaan cengkih menurun, harganya pasti juga akan turun. Karena kan 80 persen bahan baku rokok itu, ya pakai cengkih ini," sambung dia. 

(Fajar Eko Nugroho/Liputan6.com)

Sementara harga cengkih basah yang sebelumnya Rp 45 ribu per kg kini turun menjadi Rp 31 ribu per kg. Kemudian harga cengkih kering yang sebelumnya mencapai Rp 150 ribu per kg kini turun menjadi Rp 90 ribu.  

"Turunnya harga cengkih saat ini karena sudah memasuki masa panen dan faktor cuaca," tutur Munawar.  

Hal senada juga diungkapkan petani cengkih lainya di Pemalang, Hindarto (48).

"Ini biasanya ada tengkulak datang ke sini dari berbagai wilayah datang ke sini. Sekarang ini harga cengkih turun. Keadaan biasa normal Rp 150 ribuan per kilogram kering, tahun ini untuk kering Rp 90 ribu. Kalau yang basah sekarang Rp 31 ribu dan normal Rp 45 ribu. harapannya harga cengkih juga bisa naik agar petani tidak merugi," ujar Hindarto.

Sementara kondisi curah hujan yang masih tinggi saat ini juga mengakibatkan penjemuran cengkih memakan waktu lebih lama dari biasanya. Karena itu, cengkih yang kering harganya akan lebih tinggi.

"Ya kalau tidak hujan cukup tiga hari dijemur. Namun, kalau cuacanya tidak menentu seperti sekarang ini, bisa sepekan," tutur Hindarto.  

Menurut dia, produksi cengkihnya sekitar 93 persen diserap industri rokok. Sisanya untuk kebutuhan industri farmasi, makanan, dan kosmetik. Saat musim hujan, pohon cengkih sulit berbunga. Bunga akan kembali muncul saat curah hujan menurun.

"Saya berharap, ke depannya intensitas hujan akan berkurang," imbuh dia.  

Kecamatan Pulosari merupakan sentral lahan pertanian cengkih di Pemalang, Jateng. Sebagian masyarakat di sana pun mata pencaharianya bergantung dari hasil penjualan cengkih.  

Mereka meminta pemerintah mengkaji ulang rencana kenaikan harga rokok agar tidak membuat petani tak merugi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.