Sukses

2.000 Hektare Lahan di Riau Terbakar

Satgas Udara telah menggunakan puluhan juta liter air untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Riau dengan water bombing.

Liputan6.com, Pekanbaru - Kebakaran hutan dan lahan telah melahap 2.708 hektare kawasan di Provinsi Riau. Jumlah itu diprediksi terus terjadi karena titik panas sebagai indikasi terus terdeteksi.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau Edwar Sanger, jumlah luasan terbakar itu terjadi sejak Januari hingga Agustus tahun ini.

"Pemadaman terus dilakukan untuk mencegah meluasnya kebakaran," kata Edwar di Riau, Senin petang, 22 Agustus 2016.

Selain mengerahkan ratusan personel gabungan dari Polri, TNI, Manggala Agni, BPBD dan pihak terkait, Satgas Karhutla Riau juga mengandalkan pesawat untuk melakukan water bombing.

"Ada sekitar 9 pesawat yang digunakan, baik itu melakukan water bombing, patroli udara, dan memodifikasi cuaca. Juga ada pesawat temput jenis Hawk dan F-16, posisinya standby dan siap terbang jika dibutuhkan," kata Edwar.

Selain itu, Satgas Karhutla Riau kembali mendapatkan tiga bantuan pesawat dan helikopter dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Ketiganya sudah siaga di Lanud Roesmin Nurjadin sebagai posko komando Satgas.

"Satu helikopter itu berjenis Bolco. Heli ini dipergunkan untuk patroli udara dan pemadaman jika dibutuhkan. Heli ini mampu mengangkut 500 liter air sekali terbang," sebut Edwar.

"Kemudian ada heli jenis MI-8 yang dipergunakan untuk water bombing dan mampu mengangkut 5.000 liter air sekali terbang. Bantuan terakhir adalah pesawat untuk memodifikasi cuaca yang akan datang pada hari Kamis," tambah Edwar.

Edwar berharap, dengan jumlah armada terbang ditambah dengan ribuan personel Polri, TNI, Manggala Agni, BPBD dan instansi terkait lainnya, titik api bisa teratasi dan tak muncul lagi kobaran api lainnya.

Sejauh ini, sejak kebakaran kembali melanda Riau, Satgas Udara telah menggunakan puluhan juta liter air untuk memadamkan api dengan water bombing.

Water bombing dilakukan di Labuhan Tangga Besar (Rokan Hilir), Tasik Serai Bengkalis, Bonai (Rokan Hulu), Bukit Batu, kemudian di Kabupaten Pelalawan dan Kampar.

"Sementara untuk memodifikasi cuaca, telah disemai garam sebanyak 40 ton garam. Sekarang masih ada cadangan garam sekitar 10 ton. Modifikasi cuaca telah menghasilkan hujan meski tidak merata," kata Edwar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.