Sukses

Trenggalek Darurat Bencana Hingga 14 Hari ke Depan

Satu warga Trenggalek tewas akibat bencana banjir bandang melanda daerah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca ekstrem itu berpotensi berlangsung sampai dengan 14 hari mendatang.

Karena itu pemerintah daerah setempat menerapkan status darurat bencana hingga 2 pekan ke depan. Seperti disampaikan protokoler Pemkab Trenggalek Yuli Priyanto.

"Pemkab Trenggalek tetapkan darurat bencana Trenggalek sampai dengan 14 hari ke depan," kata Yuli dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Jumat (19/8/2016).

Dia menyebutkan, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul mengadakan rapat kordinasi penanganan pasca-bencana bersama jajaran Pemkab Trenggalek. Dalam rapat itu, jajaran pemkab melaporkan telah melakukan berbagai upaya penanganan pasca-bencana.

"Termasuk mengirimkan alat berat untuk mengeruk material longsor di ruas jalan Kampak-Munjungan," tutur dia.

Yuli memaparkan, banjir bandang terjadi akibat hujan deras dengan intensitas tinggi yang melanda Trenggalek beberapa hari belakangan ini. Akibatnya, aliran sungai meluap dan dua daerah dilanda banjir, yakni Munjungan dan Kampak.

"Banjir Munjungan ini berlangsung dua kali, kurang lebih satu bulan lalu dan Senin  (15 Agustus 2016). Banjir ini lebih diakibatkan oleh air kiriman dari pegunungan Selatan Kampak dan Barat Watulimo. Beberapa infrastruktur rusak, satu sekolah habis disapu, beberapa jembatan dan tembok penahan jalan rusak," papar dia.

"Sedangkan banjir Kampak, lebih disebabkan oleh air kiriman dari pegunungan di Kampak ke utara dan sebagian Watulimo. Banjir ini merembet dari Kampak ke Gandusari dan Pogalan. Delapan infrastruktur besar rusak parah, seperti jembatan gantung," sambung Yuli.

Delapan titik longsor juga terjadi di jalur Kampak-Munjungan. Hal ini mengakibatkan ruas jalan terputus total.

"Satu korban meninggal Ibu Sukilah (80) tertimpa reruntuhan rumahnya. Tim dan warga sudah berusaha membujuk nenek ini dievakuasi, namun nenek Sukilah tetap bersikukuh dan enggan meninggalkan rumahnya," ucap Yuli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini