Sukses

Top 3: Geger Jejak Peradaban Misterius di Kaki Gunung Sumbing

Simak Top 3 Regional edisi Minggu malam, 14 Agustus 2016.

Liputan6.com, Magelang - Omah Watu di Desa Ketangi di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menunjukkan jejak-jejak peradaban kuno. Situs di  Bukit Payung itu pun memancing perhatian orang banyak. 

"Awalnya cuma penasaran karena ada teman yang cerita. Setelah melihat, saya mencoba belajar ciri-ciri peradaban Hindu kuno," kata Widodo Waluyo, warga Kecamatan Muntilan

Selain cerita tentang jejak peradaban yang belum diteliti serius itu,  berita seorang bocah SD di Palembang ke kantor polisi dengan menenteng granat turut menyita perhatian banyak pembaca di Liputan6.com, terutama kanal Regional hingga Minggu (14/8/2016) malam.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional.

1. Wow, Ada Jejak Peradaban Misterius di Kaki Gunung Sumbing

Jejak peradaban purba yang belum diteliti di kaki Gunung Sumbing (Liputan6.com / Edhie Prayitno Ige)

Desa Ketangi, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah selalu berhawa sejuk. Maklum, lokasinya di kaki Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Siapa sangka, sebuah bukit di desa itu menyimpan jejak-jejak peradaban purba misterius.

Oleh warga setempat perbukitan itu disebut Bukit Payung. Bukit dengan ketinggian di atas 1.000 meter dari permukaan air laut ini, di titik tertentu terdapat sekumpulan batu. Di antara batu-batu itulah menyelip sebuah gua tersembunyi yang disebut warga dengan Omah Watu (rumah batu).

Untuk menuju gua itu harus melewati jalan menanjak yang sudah diperkeras dengan beton, dilanjutkan jalan setapak. Menurut Kepala Desa Ketangi Alfian Isnad, keberadaan Omah Watu itu meski jarang didatangi warga, namun tetap dijaga.

"Apalagi sampai saat ini belum pernah ada penelitian sejarah, arkeologi, geologi dan sejenisnya. Kami meyakini gua itu adalah sebuah jejak sejarah," kata Alfian kepada Liputan6.com, Minggu (14/8/2016).

Selengkapnya...

2. Mengejutkan, Bocah SD Palembang ke Kantor Polisi Tenteng Granat

Bocah Palembang pembawa granat bersama ibunya (Liputan6.com / Raden Fajar)

Petugas pos jaga Polresta Palembang dibuat terkejut oleh Anang Samudera (6), bocah kelas I sekolah dasar, warga Jalan Gubernur H Bastari, Kelurahan 15 Ulu, Kecamatan SU I, Palembang, Sumatera Selatan. Pada Sabtu siang 13 Agustus 2016, bersama ibunya, bocah itu menenteng sebuah plastik hitam berisikan granat nanas.

Sontak, petugas panik sebab granat tersebut diduga masih aktif. Diduga sisa Perang Dunia II, granat itu ditemukannya saat bermain di sekitar anak sungai di belakang gedung Kejaksaan Tinggi Sumsel, dekat rumahnya.

Kabagops Polresta Palembang Kompol Andi Kumara SH SIK Msi, langsung memerintahkan anak buahnya mengamankan granat tersebut di lapangan Polresta Palembang dan memberi garis polisi.

Melihat reaksi polisi itu, Anang panik dan takut. "Saya dapatkan waktu main di aliran sungai yang surut. Saya sempat bawa pulang dan cuci sebelum tunjukkan kepada ibu," ujar dia.

Selengkapnya...

3. Bayi Prematur Asal Cirebon Lahir Saat Kapolres Azan Salat Jumat

Bayi di Cirebon lahir dalam usia kandungan 5 bulan (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Kelahiran bayi prematur yang lahir dalam usia kandungan lima bulan ini menyimpan cerita lain. Sang jabang bayi nongol bertepatan dengan Kapolres Cirebon Kota AKBP Indra Jafar tengah mengumandangkan azan menyeru ibadah salat Jumat.

"Pas jam 12 siang hari Jumat kemarin bayi saya lahir bertepatan pas bapak Kapolres sedang mengumandangkan azan," kata ayah sang bayi, Muso, di Cirebon, Sabtu 13 Agustus 2016.

Usai salat Jumat, lanjut Muso, warga pun memberitahukan kabar kelahiran bayi tersebut kepada Kapolres. Tak lama kemudian, Kapolres Cirebon langsung melihat kondisi bayi dan membawanya ke RS Gunungjati, Cirebon.

Bayi pasangan Muso dan Tarsini asal Desa Mertasinga, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon ini mendapat pelayanan gratis.

"Kapolres juga langsung menghubungi pihak rumah sakit dan bahkan Bupati Cirebon katanya dijamin dapat perawatan gratis dari Bupati dan rumah sakit," ujar dia.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini