Sukses

Top 3: Ayah Anak Aniaya Guru Makassar Bermalam di Hotel Prodeo

Hari ini keduanya resmi ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Polsek Tamalate Makassar dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Liputan6.com, Makassar - Imbas dari pengeroyokan yang dilakukan Muh Adnan Ahmad dan anaknya MAS kepada guru mata pelajaran arsitektur SMKN 2 Makassar berbuntut pada hukuman pidana.

Hari ini keduanya resmi ditetapkan menjadi tersangka dan ditahan di Polsek Tamalate Makassar dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Berita penganiayaan guru ini paling banyak menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional hingga malam ini, Kamis (11/82016).

Kabar lainnya yang tak kalah diburu mengenai warga Kampung Ciseupan Bandung yang diteror oleh tuyul dan perjuangan nenek buta berumur 100 tahun yang merawat anaknya berumur 70 tahun dalam kondisi lumpuh.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Bapak-Anak Penganiaya Guru SMK Makassar Segera Huni Penjara

Teman-teman anak penganiaya guru SMK di Makassar itu menuntut agar polisi menghukum berat pasangan bapak anak itu. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Penyidik Reskrim Polsek Tamalate Makassar resmi menetapkan Muh Adnan Ahmad beserta anaknya, MAS sebagai tersangka kasus penganiayaan dan pengeroyokan terhadap Dasrul, guru mata pelajaran arsitektur Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Makassar pada Kamis, 11 Agustus 2016.

Keduanya ditetapkan sebagai tersangka setelah melalui proses pemeriksaan maraton yang dilakukan penyidik sejak Rabu, 10 Agustus 2016.

Pasangan bapak dan anak ini diancam dengan pasal dugaan tindak pidana penganiayaan, yakni Pasal 351 KUHP juncto Pasal 170 KUHP terkait dugaan pidana kekerasan terhadap orang atau barang.

"Surat perintah penahanannya juga telah kami terbitkan hari ini dan keduanya sementara diamankan di Mapolsek Tamalate," ucap Azis.

Kejadian ini bermula pada saat Dasrul, guru arsitektur SMKN 2 Makassar sedang menegur pelaku, MAS, siswa SMKN 2 Makassar, karena tak mengerjakan tugas pekerjaan rumah. Bukan mengakui kesalahan, MAS malah membalas teguran dengan nada suara keras. 

Selengkapnya...

2. Tuyul Teror Warga Kampung Ciseupan Bandung

Selebaran memburu tuyul disebar di sejumlah titik di Kampung Ciseupan, Bandung. (Liputan6.com/Kukuh Saokani)

Seminggu terakhir warga Kampung Ciseupan, RW 13, Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung hidup was-was, terutama pada malam hari, setelah terjadi kasus kehilangan uang. Bukan penjahat yang menjadi buruan, tapi sosok hitam pendek bertaring yang sempat dilihat warga.

Kehilangan uang yang terjadi secara tidak wajar dan di luar nalar manusia menjadi alasan terbesar para warga menuduh makhluk yang biasa disebut tuyul sebagai pencuri uang itu. 

"Ada satu warga dari RT 1 yang cerita uangnya hilang dan nanya ke saya ada yang hilang nggak di RT 2, saya bilang nggak ada. Eh, tahunya uang saya besoknya hilang Rp 200 ribu dan istri saya Rp 300 ribu. Dari situ banyak warga yang cerita ternyata banyak yang hilang sejak enam bulan kemarin," kata Kusnandar saat ditemui lokasi, Rabu (10/8/2016).

Belakangan, kehilangan itu menimbulkan tanda tanya karena uang diambil dalam keadaan distaples. Namun, kondisi staples masih utuh setelah uang menghilang.

Selengkapnya...

3. Perjuangan Luar Biasa Nenek Buta Berusia Seabad Rawat Anak Lumpuh

Dalam kondisi penglihatan tak sempurna, nenek Rasinang merawat sang anak yang berusia 70 tahun seorang diri. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Kapolres Bulukumba, Sulsel, AKBP Slamet Rianto, tak henti-hentinya meneteskan air mata setelah berhasil menemukan rumah Rasinang bin Rabani, seorang nenek buta berusia 100 tahun yang hidup di sebuah gubuk reyot bersama anaknya, Kammisi (70), dalam kondisi lumpuh.


"Saat ketemu nenek itu, saya langsung menangis dan tak tega melihat keadaannya yang serba kesulitan. Coba bayangkan dengan usia yang lapuk dan kondisi buta, ia masih teguh dan ikhlas merawat anaknya yang usianya juga renta dan dalam kondisi lumpuh. Hati saya seakan terkoyak melihat keadaannya," tutur Slamet dengan tangis tertahan menceritakan kondisi Nenek Rasinang kepada Liputan6.com via telepon, Rabu, 10 Agustus 2016.

Dalam memenuhi kebutuhan makannya, Slamet mengungkapkan Nenek Rasinang bersama anaknya bergantung pada kedermawanan tetangga.

"Kadang juga nenek kalau tidak dapat bantuan tetangganya, ia tetap bersyukur meski hanya dengan mencicipi air bersama anaknya yang lumpuh tersebut. Itu pun nenek anggap sudah nyaman karena dapat membasahi kerongkongannya," ujar Slamet.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini