Sukses

Prinsip 7 M Pabrik Legendaris Kopi Aroma Bandung

Antrean panjang selalu tampak di toko Kopi Aroma yang berada di Jalan Banceuy, Bandung.

Liputan6.com, Bandung - Antrean panjang terlihat dari luar bangunan bergaya Belanda di Jalan Banceuy No 51, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat. Bukan potongan harga sembako atau pendaftaran lowongan kerja yang menjadi buruan.

Tapi satu bungkus kopi legenda asal Kota Kembang yang membuat orang-orang rela menunggu meski dengan cucuran keringat.

Kopi Aroma, sebuah produk kopi terkenal dari Bandung. Sejak dikenalkan Tan Houw Sian pada 1930 silam, ketenaran Kopi Aroma sudah merambah bahkan hingga ke luar negeri.

Nyaris gulung tikar pada 1970, berkat manajemen bisnis yang baik serta tetap mempertahankan cita rasa dengan proses pengolahan secara tradisional, usaha ini kembali bangkit.  Di tangan sang anak Widyapratama, Kopi Aroma mengalami masa kejayaannya bahkan hingga sekarang.

"Bisa bertahan sampai saat ini karena tetap berpatok pada 7 M (man, money, material, machine, method, market dan minute). Kita pertahankan proses yang organik, harga murah, alat-alat masih tradisional dan tentunya rasa," kata Widyapratama saat ditemui di Toko Kopi Aroma, belum lama ini. Antrean panjang selalu tampak di toko Kopi Aroma yang berada di Jalan Banceuy, Bandung. (Liputan6.com/Kukuh Saokani)

Bukan proses yang sebentar untuk bisa mendapatkan bubuk kopi terbaik. Sebelum dijual kepada para pecinta kopi, biji kopi harus dijemur sinar matahari sebelum disimpan selama lima tahun untuk kopi robusta dan delapan tahun untuk kopi arabika.

Widya menerangkan, penyimpanan itu demi mengurangi kadar kafein sehingga aman untuk dikonsumsi. Selain itu, dalam proses sangrai dan giling kopi masih menggunakan alat tradisional.

"Sebagai pembuat kita ingin memastikan kalau produk kita itu aman apabila dikonsumsi. Proses dari alam itu paling baik yang terpenting itu kepuasan konsumen, konsumen aman dan selamat," ujar dia.

Tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk bisa mendapatkan Kopi Aroma 250 gram. Widyapratama hanya membandrol Kopi Aroma Arabika Rp 25 ribu dan Kopi Aroma Robusta Rp 20 ribu.

Widyapratama menuturkan, Toko Kopi Aroma tidak membuka cabang dimana pun, tidak menerima pengiriman kopi menggunakan jasa kurir pengantar barang dan tidak mempunyai website resmi.

Toko Kopi Aroma menerima pembelian dari Senin sampai Sabtu sejak 08.30 WIB hingga 14.30 WIB.

"Kalau mau beli kopi, silahkan datang ke sini tapi maksimal beli lima kilogram. Nggak hanya orang kaya dan berdasi saja, yang mau kopi, jadi siapapun bisa menikmati kopi," ucap Widyapratama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini