Sukses

Mendarat di Semak Belukar, Pesawat Cessna Ini Milik Siapa?

Pesawat Cessna 152 tergelincir beberapa meter sebelum mendarat di Lapter Banding Agung, Desa Air Rupik, Kabupaten OKU Selatan, Sumsel.

Liputan6.com, Ogan Komering Ulu Timur - Satu pesawat Cessna 152 yang dipiloti AKBP Audie S Latuheru, tergelincir 15 meter sebelum mendarat di landasan Lapangan Terbang (Lapter) Banding Agung, Desa Air Rupik, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan pada Sabtu pagi 30 Juli 2016.

Beruntung, pilot yang juga menjabat Kapolres OKU Timur itu selamat, kendati pesawat kesayangannya itu ringsek saat mendarat darurat. Pesawat yang semula berangkat dari Pangkalan Udara (Lanud) Gatot Subroto, Way Kanan, Lampung, itu pun sempat menyenggol kabel listrik di sekitar lokasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, pesawat tertiup angin kencang sehingga oleng saat akan mendarat. Berupaya menguasai laju pesawat, sang pilot terpaksa mendaratkan pesawat itu di semak belukar dekat lapangan terbang di OKU Selatan tersebut.

AKBP Audie S Latuheru dikabarkan hanya mengalami luka ringan dan langsung dibawa ke OKU Timur dengan pengawalan anggota Polres OKU Selatan. Sementara, pesawat miliknya yang harganya di sejumlah situs online pada kisaran harga Rp 347 juta hingga Rp 655 juta (dengan asumsi Rp 13.124 per satu dolar AS), ditutupi dengan terpal saat kejadian.

Dua hari berlalu dari jatuhnya pesawat tersebut, kondisi Kapolres OKU Timur itu berangsur pulih. Meski demikian, ia enggan menjawab banyak pertanyaan awak media terkait insiden yang menimpanya. "Sudah diperbaiki. Teknisi sudah datang. Tidak masalah," ucap dia di OKU Timur, Senin 1 Agustus 2016.

Saat kejadian, kabel listrik di empat tiang sempat putus. Namun, kerusakan jaringan listrik itu sudah diperbaiki petugas PLN Muaradua.

Latuheru pun telah menyampaikan permohonan maaf terhadap warga saat kejadian. "Jelas tidak diinginkan (insiden itu). Tapi itu trouble, bukan kecelakaan. Semua juga sudah baik," ujar dia.

Pesawat Cessna 152 jatuh di semak-semak, sebelum mendarat di Lapangan Terbang Banding Agung, Desa Air Rupik, Kabupaten OKU Selatan, Sumatera Selatan. (Liputan6.com/Raden Fajar)

Nama Latuheru cukup terkenal di kalangan media. Alumnus Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1996 ini punya sejumlah prestasi saat menjabat Kapolsek Setia Budi, Jakarta Selatan.

Saat itu ia pernah menggagalkan upaya bunuh diri seorang pemuda di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Semanggi, Jakarta pada April 2015. Video aksi penyelamatan Latuheru bahkan tersebar di sebuah situs berbagi video.

Tak hanya itu, pria kelahiran Merauke, Papua ini juga dikenal sebagai pehobi kegiatan kedirgantaraan. Selain mampu menerbangkan pesawat, ia juga diketahui memiliki lebih dari 1.000 kali jam terjun. Ia tercatat sebagai penerjun payung dari matra Bhayangkara.

Sebelum dan setelah menjabat sebagai Kapolres OKU Timur, Latuheru kerap mengabadikan pengalaman melalui akun media sosial Instagram miliknya. Puncaknya pada apel pasukan Operasi Ramadniya 2016 di OKU Timur, beberapa waktu lalu.

Setelah patroli udara bersama anggota Lanud Gatot Subroto, dia turun dari helikopter Bell TNI dengan cara terjun payung dan langsung disambut Bupati M. Kholid Mawardi bersama peserta apel.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.