Sukses

Siswa Cirebon Lebur Sampah Plastik Jadi Solar

Banyak inovasi siswa untuk kelestarian lingkungan.

Liputan6.com, Cirebon - Perwakilan dari 15 sekolah di Cirebon berkompetisi dalam Youth Environmental Award (YEA) 2016. Sebuah kegiatan yang digelar Sanggar Lingkungan Hidup (SLH) Cirebon  memberikan penghargaan kepada pelajar yang berperan aktif menjaga lingkungan.

Berbagai inovasi mengenai solusi terkait lingkungan hidup pun digagas para siswa. Ide dan gagasan tersebut mereka tuangkan dalam bentuk pameran pada puncak YEA 2016.

Salah satunya perwakilan dari SMAN 1 Dukuhpuntang Cirebon, mereka berhasil mendapatkan penghargaan kategori Best Inovation and Performance dengan membuat Destilator Plastik.

Ketua perwakilan SMAN 1 Dukuhpuntang Cirebon Abdusalam menjelaskan destilator plastik merupakan alat pelebur plastik menjadi bahan bakar dengan sistem penyulingan. Bahannya dari kaleng biskuit atau biasanya drum minyak, pipa besi dan tabung gas.

"Destilator ini memang sudah pernah ada sebelum kami membuat. Tapi kami mencoba membuat dengan inovasi kami sendiri dengan bahan yang berbeda," kata Abdusalam di Cirebon, Selasa, 26 Juli 2016.

Dia mengatakan destilator plastik bisa digunakan untuk mendapatkan bahan bakar jenis solar. Cara kerjanya, potongan sampah plastik yang dimasukkan ke tabung dipanaskan dengan api suhu 200 sampai 300 derajat. Dari hasil pemanasan tersebut, uap dari pembakaran plastik disaring melalui pipa yang kemudian menetaskan cairan.

"Cairan ini adalah Poliatylen setara dengan minyak bumi dan bisa menjadi bahan bakar juga. Kalau di tempat lain destilator plastik sudah pernah diuji ke perahu nelayan dan hasilnya baik," ujar dia.

Kompetisi lingkungan siswa Cirebon (Liputan6.com / Panji Prayitno)


Ketua SLH Cirebon Cecep Supriyatna menyampaikan, destilator plastik hasil karya SMAN 1 Dukuhpuntang Cirebon ini cukup inovatif. Selain menunjukkan bagaimana mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak jenis solar, semangat mempresentasikan hasil inovasinya menjadi perhatian juri maupun pengunjung.

"Jadi bukan hanya inovasi mengatasi persoalan lingkungan dan sampah saja yang dinilai. Tetapi, performa mereka mempresentasikan hasil inovasinya ke hadapan publik. Ini juga sebagai upaya kami melatih bagaimana siswa mampu berbicara di depan publik," kata Cecep.

Dia menjelaskan, peserta yang mengikuti ajang YEA ini merupakan perwakilan duta lingkungan sekolah di Cirebon. Para peserta dibebaskan membuat sebuah inovasi lingkungan seperti pembuatan Destilator Sampah, Biogas Portabel, bahkan sampai dengan pembuatan Batako Ramah Lingkungan.

Inovasi tersebut disesuaikan dengan kemampuan siswa berdasarkan kebutuhan masyarakat untuk mengatasi masalah lingkungan hidup. "Peserta YEA ini sebelumnya juga sudah mengikuti kegiatan kompetisi Duta Lingkungan Sekolah yang kami gelar. Puncaknya di YEA," kata Cecep Supriatna.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.