Sukses

Plandi, Desa Rawan Longsor di Bekas Gunung Purba

Salah satu yang paling berisiko longsor dalam waktu dekat adalah Gunung Plandi.

Liputan6.com, Banyumas - Dosen Teknik Geologi Unsoed, Fadlin, mengatakan kawasan Grumbul Plandi, Desa Watuagung Tambak, Banyumas, Jawa Tengah, sudah tidak layak untuk ditinggali manusia. Berdasarkan morfologi tanah dan batuan, Plandi sangat berisiko untuk ditinggali manusia.

"Satu-satunya cara adalah merelokasi warga setempat karena melihat rapatnya perbukitan di Plandi," kata Fadlin, Kamis, 21 Juli 2016.

Ia mengatakan kawasan Tambak dulunya merupakan bekas gunung purba. Batuan di sana sudah berevolusi selama jutaan tahun.

Ia mengatakan, struktur tanah di Plandi sangat rentan terjadi longsoran. Salah satu yang paling berisiko longsor dalam waktu dekat adalah Gunung Plandi. Padahal, di bawah Gunung Plandi terdapat permukiman warga yang hanya dibatasi oleh jalan.

"Kalau relokasi membutuhkan waktu lama, maka sementara mereka harus diungsikan terlebih dahulu," kata Fadli.

Longsoran, kata dia, bisa dipicu curah hujan yang tinggi. Warga harus waspada, terutama saat hujan turun di malam hari karena kelembaban udara bisa memicu percepatan terjadinya longsor.

Selain itu, rayapan tanah di sekitar Sungai Tambak yang melintas di Plandi juga harus diwaspadai. Pepohonan yang sudah tumbang harus segera dibersihkan karena bisa membendung sungai dan memicu terjadinya banjir lumpur.

Ia mengatakan, tanah di sekitar Plandi mengalami penurunan setengah hingga satu meter. Panjangnya juga mencapai satu kilometer lebih.

"Ini menyangkut nyawa orang, jadi memang harus segera diperhatikan," kata dia.

Minta Direlokasi

Sementara itu, lima orang warga Plandi yang dipimpin oleh Ketua RW 3 Plandi, Suratman, mengunjungi kantor pemerintahan dan legislatif Banyumas. Namun tak ada seorang pun pejabat yang menemui mereka.

"Katanya pada dinas ke luar kota," kata Suratman.

Ia mengatakan ada 13 rumah yang lokasinya berada di bawah persis Gunung Plandi. Tebing setinggi 200 meter di sisi gunung itu kini sudah mulai longsor dan mengancam warga.

Saat hujan turun, warga harus berlari mengungsi untuk menyelamatkan diri. Mereka juga didera ketakutan dan kecemasan. "Mereka sudah minta untuk direlokasi," kata Suratman.

Ia kecewa dengan penanganan bencana dari pemerintah. Sebab setelah sebulan lebih, belum ada perhatian apapun dari pemerintah Banyumas.

Suratman mengatakan, ia berharap pemerintah untuk bisa melihat kondisi Plandi secara langsung agar bisa mencarikan solusi yang tepat. Saat ini, mereka hanya bekerja sendiri untuk membuat talud agar terhindar dari longsor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.