Sukses

Top 3: Ini Menu Diet Arya Bocah Obesitas demi Berat Badan Ideal

Seluruh menu yang disajikan untuk Arya diolah dengan cara dikukus, panggang, ditumis, serta digoreng memakai minyak jagung.

Liputan6.com, Bandung - Arya Permana (10), bocah obesitas, warga Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat kini tengah dalam perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Untuk menurunkan berat badannya secara drastis dari 190 kilogram menjadi 50 kilogram, para tim dokter di RSHS Bandung, menyiapkan menu khusus untuk Arya.

Hingga malam hari ini berita tersebut berhasil menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Kamis (14/7/2016).

Dua berita lainnya yang tak kalah populer dan paling banyak diburu adalah mengenai ritual unik memasuki bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri di Banyuwangi dan aksi sadis pemuda Bima saat cintanya tak berbalas.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Menu Khusus Arya Bocah Obesitas di RS Hasan Sadikin Bandung

Arya Permana lahir di Karawang, Jawa Barat 10 tahun lalu. Ia menjadi sorotan karena berat tubuhnya yang berlebih. (Liputan6.com)

Kepala Instalasi Gizi Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Asep Ahmad Munawar mengatakan, menu khusus yang dimaksud adalah menyajikan semua jenis makanan dengan menekan serendah mungkin kandungan karbohidrat, termasuk pemberian nasi.

"Kurang lebih 150 gram (nasi), kalau ukuran rumah tangga ya satu mangkok ukuran sedang. Nah, sebelumnya pasien Arya ini memang lebih dari itu makannya, yakni bisa tiga kali lipatnya. Untuk pagi hari, kita kasih 150 gram (nasi), siang agak banyak sekitar 200 gram, makan sore atau malamnya 150 gram," ujar Asep di Bandung, Kamis (14/7/2016).

Untuk lauk pauknya, ujar Asep, disajikan makanan dari hewani dan nabati. Contohnya telur rebus, tahu, tempe, serta sayuran kaya serat.

Seluruh menu yang disajikan untuk Arya diolah dengan cara dikukus, panggang, ditumis, serta digoreng memakai minyak jagung.

Selengkapnya...

2. Ritual Banyuwangi, Gadis Menari Sambil Merem 7 Hari

Seorang penari seblang Suidah (14) menari dalam upacara bersih desa di Desa Olehsari, Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur. (Antara)

Memasuki bulan Syawal setelah Hari Raya Idul Fitri, suku asli Banyuwangi memiliki ritual unik yang telah berlangsung selama ratusan tahun, yakni seblang olehsari.

Seblang adalah ritual menari dalam kondisi trance (kerasukan). Penarinya harus gadis muda, seorang perempuan yang ditunjuk leluhur melalui mediasi makhluk halus.

Gadis yang telah "ditunjuk" ini akan menari-nari mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi.

Penari seblang akan menari-nari dengan mata tertutup selama tujuh hari berturut-turut, yang biasanya dimulai pukul 14.00 hingga menjelang petang.

Selengkapnya...

3. Aksi Sadis Pemuda Bima Saat Cintanya Tak Berbalas

Pemuda Bima tersangkapembunuh karyawati gara-gara cinta itu tertembak di betis. (Liputan6.com/Eka Hakim)

Pemuda asal Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dicokok aparat Resmob Polrestabes Makassar bersama Reskrim Polsek Tamalanrea Makassar.

Furqon (22), diduga kuat sebagai pelaku tunggal kasus pembunuhan seorang karyawan toko di Makassar, Annisa Nurlela (18), di Pondok Arun, Kecamatan Tamalanrea, Makassar, pada Kamis, 7 Juli 2016 lalu.

Motif pelaku menghabisi nyawa rekan wanitanya diduga kuat karena cinta Furqon yang tak dibalas Annisa. "Yah, besar kemungkinan motifnya cinta bertepuk sebelah tangan, sehingga pelaku tega membunuh korban," ucap Kapolrestabes Makassar, Kombes Rusdi Hartono.

Selengkapnya...

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.