Sukses

Karst Tubing, Bukan Susur Sungai Biasa

Pengelola Karts Tubing menyelipkan pesan tersembunyi di balik jualan wisata petualangan.

Liputan6.com, Yogyakarta - Salah satu tempat wisata baru yang menjadi rujukan wisata di Yogyakarta adalah Karst Tubing. Obyek wisata susur sungai ini baru dibuka 5 Juni 2016 lalu. Lokasinya di Jalan Wates Km 9 Surobayan, Sedayu, Bantul.

Karst Tubing menawarkan wisata menyelusuri Sungai Konteng menggunakan ban sejauh 1 kilometer. Wisata ini dinamai Karst Tubing karena batuan di sepanjang sungai yang dilewati batuannya jenis karst.

"Batuan di sini jenisnya batuan karst berasal lahar dingin yang membeku agak licin. Jadi enggak bahaya, empuk, kalau dihentak keras dia akan pecah," ujar pemandu Karst Tubing, Abdul Rokhim, kepada Liputan6.com, awal Juli 2016 lalu.

Selama menyelusuri sungai dengan ban ini, pengunjung akan disuguhkan tiga titik destinasi tertentu. Pada tiap spot atau pemberhentian pengunjung akan dijelaskan tentang kondisi sungai. Selain itu, juga akan diisi permainan membentuk lingkaran dan melompat dari tebing setinggi hanya dua meter saja.

"Jadi titik pertama itu spot foto, lalu titik kedua itu bikin lingkaran lalu loncat dari tebing. Ini mereka juga antusias. Lalu titik ketiga tikungan agak jeram dan membentuk kereta sambung-menyambung. Jadi memanjang setelah turun dari arung jeram kecil," ujar dia.

Setiap pengunjung sudah diberi kelengkapan keamanannya selama menyusuri sungai. Saat menyusuri sungai harus memakai peralatan safety seperti helm rompi, sepatu. Selain itu pengunjung juga ditemani dua hingga pemandu.

Bagi pengunjung yang masih kecil, maka akan mendapat penjagaan khusus dari pemandu. Saat menyusuri sungai ada momen di mana pengunjung akan diajak berdiri di atas ban.

"Kalau di sini airnya tidak tenang karena terus mengalir dan juga terbuka banyak pohon rindang. Kiri kanan kan hutan," ujarnya.

Rokhim mengatakan, sejak dibuka awal bulan puasa lalu obyek wisata ini mulai dikenal masyarakat. Dalam sehari rata-rata pengunjung mencapai 50 orang pengunjung dari Yogyakarta dan luar daerah.

"Rata-rata sehari minim lima trip, kemarin itu 15 trip. Satu trip, tujuh orang. Kalau banyak maksimal 10 orang dengan pemandu dua," tutur dia.

Karts Tubing bukan sekadar wisata susur sungai (Liputan6.com /  Fathi Mahmud)

Rokhim menjelaskan, untuk pengunjung dikenakan biaya 30 ribu per orang. Saat menyusuri sungai Konteng ini pengunjung akan mendapatkan minum air hangat rebusan ubi rambat gratis. Selain itu pengunjung dapat memesan makanan di kantin dekat area start.

Arif B Sayoga, pengelola objek wisata, mengatakan, sungai konteng ini berasal dari beberapa aliran sungai yang berakhir di Kaliprogo. Menurut dia, saat debit air naik maka akan ditutup sementara demi keamanan.

Selain itu pengelola mengatur waktu pengunjung yang turun ke sungai dari tim satu dengan tim selanjutnya. Hal ini demi kenyamanan par pengunjung untuk menikmati sungai ini.

"Luncuran per lima belas menit. saya ga mau grup yang diluncurkan ketemu grup yang lain. maksimum 10 jam hanya 400 orang. Demi kenyamanan pengunjung," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pesan Tersembunyi Karst Tubing

Karst Tubing pun menjadi obyek wisata baru di Yogyakarta bagian barat. Obyek wisata susur sungai dengan menggunakan ban sejauh 1 km ini ternyata memiliki pesan tersendiri.

Arif Sayoga mengatakan sungai Konteng di Dusun Surobayan, Argomulyo, Sedayu Bantul ini termasuk sungai karst. Bahkan menurutnya sungai ini tidak akan pernah mati. Itulah yang membedakan sungai Konteng ini dengan sungai lainnya di Yogya. Sehingga warna air sungainya cenderung bersih.

"Sungai karst ini tidak pernah kering seperti sungai lain. Banyak mata air yang menjadi urat nadi mata air di kanan kiri sungai. Jadi dindingnya mata air semua. Beberapa titik mata airnya mancur. Bening sekali," ujarnya.

Karts Tubing bukan sekadar wisata susur sungai (Liputan6.com /  Fathi Mahmud)

Arif mengaku proyek obyek wisata Karst Tubing ini bukanlah tujuan akhir. Ia yang orang pelayaran sangat benci melihat sungai yang kotor. Oleh karena itu, perlu ada gerakan untuk membersihkan sungai, salah satunya dengan membuat obyek wisata Karst Tubing.

"Tubing ini sebagai kampanye orang jangan buang sampah sembarangan. Warga sekitar sekarang sudah mulai tidak buang sampah. Dengan memulai obyek ini sekarang jarang sekali buang sampah ke sungai," ujar dia.

Arif mengatakan dirinya menempatkan tubing hanya sebagai magnet awal untuk membuat sungai ini bersih. Menurutnya warga di Dusun itu sangat peduli dengan kebersihan sungai dan lingkungan.

Karts Tubing bukan sekadar wisata susur sungai (Liputan6.com /  Fathi Mahmud)

Dia berharap akan semakin banyak daerah yang memiliki karst tubing sendiri, atau obyek wisata yang dekat dengan sungai. Sehingga dapat menyadarkan pentingnya kebersihan sungai. Ia mendukung langkah tersebut dan merasa tidak tersaingi. Sebab setiap sungai ciri khasnya masing masing sehingga perlu dijaga kebersihannya.

"Semakin banyak akan bersih karena setiap sungai punya ciri khas dan ceritanya sendiri. Kita ga boleh lelah bersihkan sungai," tutur dia.

Arif menambahkan, objek wisata ini telah membuat perekonomian warga sekitar mulai terasa. Beberapa rumah warga menjadi tempat untuk lahan parkir dan mendapatkan uang. Ia menginginkan tidak hanya beberapa rumah saja yang dapat merasakan sisi ekonominya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini