Sukses

Dengan Jurus Ini Kebakaran Lahan Kalimantan Turun Drastis

Titik panas atau hotspot di Kalimantan Barat selama 1 Januari-10 Juli 2016 terpantau hanya 38.

Liputan6.com, Pontianak - Berbagai cara dilakukan untuk menanggulangi kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di Kalimantan Barat. Salah satu caranya adalah dengan membentuk patroli desa dan Desa Siaga Api.

Sebanyak 1.633 peleton patroli tersebar di 1.977 desa di Kalbar.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Kalimantan Barat, Komisaris Besar Polisi Suhadi SW menilai kerja peleton patroli desa ini sangat efektif. Ini karena mereka secara dini melakukan pemadaman sebelum api menjalar ke mana-mana.

Apalagi kondisi lahan di Kalimantan Barat mayoritas lahan gambut. Jika sudah telanjur terbakar bakal sulit untuk memadamkannya.

"Ternyata pencegahan dan pemadaman secara dini sangat signifikan dalam menekan kebakaran hutan dan lahan," ucap Suhadi di Mapolda Kalimantan Barat, Jalan Ahmad Yani No 1 Kota Pontianak, Kalbar, Senin (11/7/2016).

Suhadi mengungkapkan, titik panas atau hotspot selama 1 Januari-10 Juli 2016 terpantau ada 38. Padahal pada periode tahun lalu selama 1 Januari-10 Juli 2015 tercatat ada 373 titik panas.

"Kondisi ini tentunya datangnya tidak tiba-tiba, tetapi melalui proses yang dilakukan oleh empat pilar, baik melalui door to door system yang dilakukan oleh para bhabinkamtibmas, patroli terkoordinasi oleh empat pilar, dan upaya upaya lain melalui sarsehan," ujar Suhadi.

Patroli Desa

Dia menuturkan pembentukan Desa Siaga Api di titik rawan kebakaran oleh para pengusaha di bidang perkebunan dan kapolres juga berpengaruh secara signifikan.

"Menyikapi hal tersebut, Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Musyafak mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama bahu-membahu menjaga lingkungannya," kata dia.

"Caranya adalah dengan tidak membakar lahan dalam mengolah lahannya. Demikian juga para pengusaha di bidang perkebunan agar dalam membuka lahan atau land clearing dilakukan sesuai aturan yang ada," ujar Suhadi.

Dia berharap para pengusaha perkebunan bisa memelopori pembentukan Desa Siaga Api yang ada di lokasi lahan masing-masing. "Jika setiap perusahaan bisa membina 10-20 desa, maka kapolda menaruh keyakinan kebakaran hutan dan lahan dapat dikendalikan," ujar Suhadi.

Seperti apa kerja patroli desa ini?

Dia menjelaskan, semua berawal dari pantauan satelit NOAA dan Modis yang dikelola Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak.

"Setelah menerima informasi dari BMKG, jajaran kepolisian secara berjenjang meneruskan informasi tersebut kepada bhabinkamtibmas yang ada di desa-desa," kata Suhadi.

Kemudian, ujar dia, para bhabinkamtibmas bersama babinsa, Manggala Agni, dan Kepala Desa menghubungi peleton patroli Desa yang ada di desa-desa. Peleton Patroli desa  beranggotakan 30 orang ini dibagi dalam tiga regu.

"Masing-masing regu dipimpin oleh komandan regu. Regu satu dipimpin oleh bhabinkamtibmas, regu dua dipimpin oleh babinsa, dan regu tiga dipimpin oleh Manggala Agni. Kepala desa bertindak sebagai komandan peleton," Suhadi menjelaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini