Sukses

Otak Pembakar Lahan di Riau Belum Tersentuh

Sedikitnya 57 hektare lahan di Bumi Lancang Kuning ludes terbakar hanya dalam kurun waktu kurang dari sebulan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Musim kemarau yang memasuki Riau pada Juni ini mulai mengganas. Sedikitnya 57 hektare lahan di Bumi Lancang Kuning ludes terbakar hanya dalam kurun waktu kurang dari sebulan. Selain faktor alam, ulah manusia yang memanfaatkan situasi untuk membuka lahan turut mempercepat kebakaran.

Meski sudah ada yang ditangkap serta lahannya disegel kepolisian, belum ada satupun dari pihak perusahaan tersentuh. Berdasarkan penyelidikan, lahan yang berada di perusahaan disebut sebagai lahan kosong alias tak bertuan walau berada persis di samping areal perusahaan.

Contohnya adalah kebakaran 20 hektare lahan di Bagan Sinembah. Satgas Udara yang menurunkan lima pesawat beserta heli menyebut lahan terbakar berada di PT SR. Namun, kepolisian menyebutnya sebagai lahan kosong.

Hal ini membuat Marsma Henri Alfiandi sebagai penanggung jawab Satgas Udara Kebakaran Lahan di Roesmin Nurjadin sedikit heran.

"Itu jelas dibakar atau sengaja biar ikut terbakar. Aneh. Ini mesti gerak dan selidiki," kata Komandan Lanud Roesmin ini, Senin, 27 Juni 2016.

Hendri menyebutkan, oknum pembakar lahan, baik perorangan ataupun perusahaan, seperti mempermainkan semua pihak, terutama petugas Satgas Udara yang melakukan water bombing.

Karena itu, dia meminta semua pihak transparan dalam menangani kebakaran lahan dan hutan di Riau. Dia juga meminta masyarakat harus jeli.

"Memang harus transparan kita. Harus lebih tajam lagi, lahan siapa dan kenapa bisa terbakar," ucap Henri.

Sementara itu, Kapolres Rokan Hilir AKBP Hendri Posma Lubis terkait kebakaran 20 hektare itu menyebutnya bukan lahan perusahaan alias lahan tak bertuan atau tidak dikelola perusahaan tersebut.

"Iya ada 20 hektare lahan terbakar. Pemiliknya bukan PT SR (Sawit Raya), tapi lahan kosong. Saat ini, api sudah dapat dipadamkan," ucap Posma.

Namun, mantan Kasubdit III Reserse Kriminal Umum Polda Riau itu tak menampik kebakaran terjadinya karena adanya usaha membuka lahan baru. "Indikasinya orang yang mau buka lahan. Penyelidikan tetap dilakukan," kata Posma.

Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Kebakaran Lahan dan Hutan di Riau, kebakaran lahan di wilayah Riau terjadi sejak 7 Juni di kawasan Giam Siak dan menghanguskan kawasan seluas lima hektare. Kemudian, pada 9 Juni terjadi kebakaran di Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan seluas 30 hektare.

Kebakaran kembali terjadi pada 26 Juni 2016 di Bagan Sinembah, ditambah empat hektare lahan hangus di Kota Dumai. Terakhir pada 27 Juni di Kecamatan Bangko menghanguskan dua hektare lahan.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.