Sukses

Mahkota Ajaib di Ternate Sesakti Topi Seleksi Harry Potter

Sakti mana, mahkota Sultan Ternate atau topi seleksi milik Hogwarts di cerita Harry Potter?

Liputan6.com, Ternate - Ternyata tak cuma Hogwarts, sekolah penyihir dalam novel asal Inggris Harry Potter yang memiliki topi seleksi. Di Ternate, Maluku Utara, pun ada topi semacam itu.

Bukan untuk menentukan kelompok para penyihir, tetapi untuk memilih sosok raja alias Sultan Ternate. Tak pula berbentuk topi penyihir, mahkota sultan berhiaskan logam dan batu mulia serta berambut.

Hal itu diceritakan Pelaksana Tugas Sultan Ternate atau Kimalaha Tomagola Jaib Kolano Ternate, Amir Tomagola. Kimalaha Tomagola mengatakan, ada dua metode penobatan Sultan Ternate.

Pertama, menggunakan mahkota dan upacara ritual. Sementara yang kedua adalah menggunakan perangkat Fala Raha atau empat pendiri Kesultanan Ternate, yaitu Kimalaha Marsoaly, Kimalaha Tomagola, Kimalaha Tomaito, dan Kimalaha Tamani.

Namun sebelum menempuh metode yang kedua, Kesultanan akan mendahulukan metode yang pertama, yakni menggunakan upacara sakral dalam menentukan sultan terpilih.

“Menurut orang Ternate ada kerja-kerja secara atau ritual adat, menggunakan mahkota untuk menentukan siapa sultan berikutnya. Artinya pemilik mahkota itu yang akan menentukan sendiri dibantu perangkat adat yang meletakan mahkota di kepalanya calon-calon sultan," kata Kimalaha di Ternate, Malut.

"Di antara calon sultan, kalau mahkota tidak cocok maka dengan sendirinya mahkota itu akan terbang keluar, mencari sultan yang akan dipilih. Bisa saja calon sultan yang dipilih mahkota itu bukan dari dalam Kedaton, tetapi bisa dari luar. Dan itu semuanya bergantung pada maunya mahkota itu,” kata dia.

Ilustrasi topi seleksi Harry Potter

Menurut Kimalaha, jika sosok calon sultan tak merasakan apa-apa saat mahkota diletakkan di kepalanya, maka dialah sosok yang terpilih.

“Kalaupun yang diletakan itu sepadan di kepala, tetapi si calon sultan berteriak seakan menahan beban berat di kepala, maka itu tidak terpilih sebagai sultan,” kata dia.

Kimalaha mengutarakan, upacara ritual penobatan sultan melalui metode ini akan digunakan kembali pada pemilihan calon Sultan Ternate ke-49 nanti.

“Itu dilakukan sekaligus membuktikan kalau mahkota yang ada saat ini apakah masih asli atau tidak. Jadi keaslian mahkota itu nanti kita buktikan saat penobatan calon Sultan Ternate. Kalau keasliannya masih ada, berarti pelaksanaan ritual melalui mahkota akan berjalan lancar,” tutur Kimalaha.

“Jika penobatan ritual tidak berhasil, maka ditempuh menggunakan metode kedua sebagai alternatif, yaitu penobatan menggunakan lembaga perangkat kesultanan. Secara adat, perangkat kesultanan memiliki wewenang mengangkat sultan,” kata dia.

Penentuan calon sultan menggunakan metode kedua dilakukan oleh Fala Raha, yang hasilnya kemudian dikoordinasikan dengan 14 perangkat adat dari seluruh perwakilan masyarakat adat di lingkungan Kesultanan Ternate. “Itu akan diputuskan pada pertemuan yang disebut dengan pertemuan Babato Delapan Belas,” ucap Kimalaha.

“Jadi waktu pemilihan sultan itu yang tahu persis dengan calon-calon sultan itu diawali melalui Fala Raha terlebih dahulu, dan setelahnya baru disampaikan ke Bobato Delapan Belas melalui sidang di Bobato Delapan Belas bahwa yang terpilih itu si A atau B untuk kemudian dinobatkan sebagai Sultan Ternate oleh seluruh Bobato,” tutur dia.

“Yang rasional akan dilakukan sebagai jalan alternatif kalau secara spritual yang dilakukan melalui mahkota itu tidak dapat memilih si calon sultan. Sehingga yang rasional baru akan dilakukan setelah melewati tahapan-tahapan pemilihan melalui mahkota,” ujar Kimalaha.

Mahkota Kesultanan Ternate ajaib. Tak cuma berhias logam dan batu mulia, konon mahkota itu memiliki rambut dan tumbuh memanjang dengan sendirinya.

Saat Hari Raya Idul Adha, rambut yang memanjang di mahkota tersebut bakal dipotong dengan upacara ritual. Mahkota tersebut disimpan di sebuah ruangan terpisah di dalam kamar sultan.

Sakti mana, mahkota Sultan Ternate atau topi seleksi milik Hogwarts di cerita Harry Potter?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini