Sukses

Top 3: Kakek Pejuang Ini Bertahan Hidup dengan Makan Nasi Sisa

Darah juangnya yang masih kental, pantang bagi kakek pejuang asal Kabupaten Gowa, Sulsel ini untuk mengemis,

Liputan6.com, Makassar - Dulu berjuang melawan penjajah, sekarang pria tua ini harus berjuang melawan kemiskinan dan memerdekakan perutnya dari rasa lapar. Daeng Nuru (86) namanya.

Sepeninggal istri tercintanya, pria yang pernah tergabung dalam  laskar pejuang Bajeng di seputaran Gowa ini tetap bertahan hidup di tengah kesulitan ekonominya.

Darah juangnya yang masih kental, pantang bagi kakek pejuang asal Bonto Bila Desa Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulsel ini untuk mengemis dan meminta belas kasihan orang lain.

Hingga malam hari ini berita tersebut berhasil menyita perhatian pembaca Liputan6.com, terutama di kanal Regional, Jumat (24/6/2016).

Dua berita lainnya yang tak kalah populer adalah aksi Supriyanto bikin  warga di kampungnya takut sahur dan reaksi polisi pada kakek bertongkat yang membubarkan balapan liar.

Berikut berita-berita terpopuler yang terangkum dalam Top 3 Regional:

1. Miris, Mantan Pejuang Sulsel Tinggal di Gubuk dan Makan Nasi Sisa

Kakek pejuang Sulsel tinggal di gubuk tua dan makan nasi sisa (Liputan6.com / Eka Hakim)

Demi mencari pengganjal perut, setiap hari Daeng Nuru jalan berkilo-kilometer mengumpulkan nasi sisa di sekitar rumah makan yang dilewatinya. Nasi sisa buangan rumah makan itu dia keringkan agar bisa awet dimakan.

"Kami sangat miris melihatnya. Kegiatan sehari-harinya mengumpulkan nasi basi untuk dijemur dan dimakan kembali," kata Ketua Komunitas Indahnya Berbagi Makassar (IBM) R. Kaharuddin kepada Liputan6.com, Kamis, 23 Juni 2016.

Tak hanya makan nasi basi alias nasi aking, kata R. Kaharuddin, selama hidup Daeng Nuru tinggal dalam sebuah gubuk tua yang tersusun dari tempelan-tempelan kayu gamacca. 

"Dia hidup sebatang kara. BPJS ada, tapi ironisnya ia tidak dapat beras raskin. Atas dasar itulah kita dari Komunitas IBM mengumpulkan dana mewujudkan impian Daeng Nuru yang selama ini belum terwujud," ucap R. Kaharuddin.

Selengkapnya...

2. Aksi Supriyanto Bongkar Makam Ibu Bikin Sekampung Takut Sahur

(Edhie Prayitno Ige/Liputan6.com)

Ramadan seperti sekarang ini biasanya ada tradisi membangunkan orang sahur. Namun, Ramadan kali ini sepi.

Cara Supriyanto menyayangi ibunya yang sudah meninggal dunia membuat satu kampung mendadak diteror rasa takut.

"Anak-anak sebelum Magrib sampai pagi enggak ada yang berani keluar. Remaja yang biasa membangunkan orang sahur itu sekarang juga enggak pada berani keluar," tutur seorang warga kampung, Rabu, 22 Juni 2016.

Pria 40 tahun itu percaya dengan menggali dan tidur dengan jenazah ibundanya, Parimah bisa hidup lagi.

Selengkapnya...

3. Kakek Bertongkat Bubarkan Balapan Liar, Ini Reaksi Polisi 

Tidak biasanya, polisi gigih membubarkan aksi balapan liar yang sebelumnya dilakoni oleh sang kakek bertongkat. (Liputan6.com/Edhie Prayitno Ige)

Aksi Mbah Sumarjono membubarkan para pembalap liar  di Jalan Dr Suratmi, Semarang kini menjadi buah bibir.

Bagaimana tidak, hanya dengan berbekal sebuah tongkat bambu, tubuh rentanya mampu membuat para pembalap ketakutan dan lari kocar-kacir dengan sepeda motornya.

Namun, tingkah sang kakek bertongkat malah membuat polisi jengah. Polisi terusik karena patroli yang digelar berkali-kali justru tak bisa menertibkan balapan liar itu.

Itu terlihat saat Mbah Sumarjono beraksi pada Rabu sore, 22 Juni 2016. Para remaja yang biasa ngabuburit saat Ramadan dengan balapan liar kaget. Pasalnya, ketika Sumarjono beraksi, tiba-tiba satu mobil patroli dari Polsek Semarang Barat muncul dari arah barat.

Aksi si kakek bertongkat disesalkan Kasat Lantas Polrestabes Semarang AKBP Catur Gatot Effendi. Catur menyayangkan sikap Mbah Sumarjono yang tidak berkoordinasi dengan polisi.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini