Sukses

Pembunuhan Angesti Sistiana, Sukabumi Darurat Kejahatan Seksual

Kejahatan seksual di Kabupaten Sukabumi dari Januari hingga Mei 2016 terjadi 25 kasus.

Liputan6.com, Sukabumi - Pembunuhan Angesti Sistiana yang heboh belakangan ini menambah daftar kasus kejahatan seksual di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kurang dari satu bulan, di Sukabumi ada dua kasus pembunuhan terhadap gadis yang usianya di bawah 20 tahun.

"Memang sangat miris, belum sebulan sudah dua nyawa gadis melayang di tangan orang terdekat korban. Ini menunjukan, kasus kejahatan dan kekerasan terhadap wanita di Kabupaten Sukabumi sudah bisa dikatakan darurat," kata Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti, dilansir Antara, Selasa 14 Juni 2016.

Korban dua kasus pembunuhan terhadap gadis tersebut, yakni Heti Sulastri (19) buruh PT Nina 1 Parungkuda, warga Desa Berkah, Kecamatan Bojonggenteng yang dibunuh oleh pacarnya sendiri pada 30 Mei 2016.

Dan belum lama ini gadis yang tinggal di Kampung Sungapan, Desa/Kecamatan Kadudampit, Angesti Sistiani (19) juga tewas akibat dibunuh oleh pria yang menyenanginya.

Elis mengatakan, dari penelusuran pihaknya, ternyata kedua gadis ini tewas oleh orang yang mencintainya. Bahkan, mirisnya kedua gadis yang masih belia ini dibunuh karena konflik asmara, namun berbeda motif.

Untuk Heti motif pembunuhan yang dilakukan oleh orang dekatnya karena si korban cemburu dengan pacarnya. Karena cek-cok akhirnya pacarnya membunuh gadis itu.

Sementara untuk Angesti, gadis perantauan dari Lampung ini tewas karena menolak cinta seorang pria yang merupakan tetangga dekat korban.

Elis menyatakan pihaknya menilai kasus kekerasan, mulai dari penganiayaan hingga pembunuhan ternyata paling rawan dilakukan oleh orang terdekat dan yang mencintai si korban. Seperti pada contoh kedua kasus tersebut dan kasus lainnya yang terjadi di Kabupaten Sukabumi.

"Dari pendataan yang kami lakukan, kasus kekerasan terhadap wanita di Kabupaten Sukabumi setiap tahunnya selalu menunjukan tren peningkatan. Kasus kekerasan itu mulai dari pencabulan, KDRT, pemerkosaan hingga pembunuhan dan pelakunya mayoritas orang terdekat korban," kata Elis yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi Pemberdayaan Wanita MUI Kabupaten Sukabumi.

Sesuai data P2TP2A Kabupaten Sukabumi, kasus kekerasan seksual yang terjadi di Kabupaten Sukabumi dari Januari hingga Mei 2016 terjadi 25 kasus yang mayoritas korbannya di bawah umur dan dilakukan oleh orang terdekat.

Ia mengatakan, tingginya angka kejahatan seksual ini perlu peran serta semua elemen masyarakat, karena tidak hanya bisa mengandalkan lembaga tertentu saja, tetapi seluruh pihak yang ikut bertanggung jawab.

"Sosialisasi kepada seluruh kelompok sasaran pun harus dilakukan dan lebih dirutinkan, minimalnya bisa menekan angka kejahatan maupun kekerasan terhadap anak dan perempuan," kata Elis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ini Tersangka Pembunuh Angesti

Jajaran Polres Sukabumi Kota, Jawa Barat menangkap tersangka pelaku pembunuhan Angesti Sistiana (19) yang masih bertetangga dengan tersangka.

"Pelaku pembunuhan disertai dengan pemerkosaan, yakni Dadang Rismawan (21) adalah tetangga korban yang rumahnya berdempetan," kata Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rustam Mansur didampingi Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota AKP Joni Surya Nugraha.

Menurut dia, tidak terlalu sulit untuk mengungkap kasus ini karena tersangka yang saat itu masih menjadi saksi tidak bisa mengelak saat dimintai keterangan oleh tim penyidik Polres Sukabumi Kota. Bahkan, ada bukti lain yang memperkuat bahwa pemuda yang sehari-harinya sebagai penjaga warung bubur kacang ini, seperti adanya luka lecet di dada tersangka. Dugaannya saat kejadian itu korban melawan dan mencakar si pelaku.

Adapun motif pembunuhan karena tersangka diduga memendam cinta kepada korban, namun tidak pernah ditanggapi. Awalnya, pelaku pada Sabtu 11 Juni 2016 pukul 05.00 WIB datang ke rumah korban dengan baik-baik dan sempat mengobrol. Tapi, tidak diketahui apa yang menyebabkan pelaku nekat berbuat keji kepada gadis yang dicintai.

"Sebelum dibunuh, korban sempat dipukul di bagian lehernya dan dibekap mulutnya oleh tersangka hingga tak sadarkan diri. Melihat korbannya tidak sadarkan diri, pemuda ini melampiaskan nafsunya untuk mencabuli gadis yang kesehariannya menjaga warung milik orangtuanya itu," jelas Rustam.

Untuk menghilangkan jejak dan mengelabui petugas, pelaku diduga juga mencuri barang-barang yang ada di warung milik korban seperti rokok dan lain-lain. Bahkan, saat jasad korban ditemukan oleh neneknya dalam kondisi meninggal dunia, tersangka sempat membantu membawa mayatnya ke rumah sakit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.