Sukses

Robot Surabaya Bisa Sterilkan Kamar Operasi dari Jauh

Robot Surabaya itu dinamai Luvizer yang menggunakan metode desinfeksi cahaya UV untuk membunuh mikroorganisme di kamar operasi.

Liputan6.com, Surabaya - Tim mahasiswa dari Fakultas Vokasi Universitas Airlangga Surabaya menciptakan robot medis yang mampu mensterilkan kamar operasi atau kamar bedah. Tim tersebut terdiri dari Akhmad Afrizal, Mokhammad Deny, Rizky Altryara, Mokhammad Deny, dan Pratama Bagus.

Akhmad Afrizal menuturkan ide awal pembuatan robot medis itu berawal dari berkembangnya isu keamanan pasien dalam dunia kesehatan. Masalah itu, kata dia, perlu ditangani secara tepat agar pelayanan meningkat dan mengurangi risiko kecelakaan atau malapraktek.

Jika tidak steril dapat mengganggu kelancaran proses bedah yang dilakukan petugas medis serta meningkatkan risiko kegagalan dalam proses pembedahan, seperti terjadi infeksi akibat bakteri udara.

"Alat medis maupun ruangan yang digunakan untuk proses perawatan pasien dinilai masih terkontaminasi, sehingga dengan sterilisasi alat ini, maka dapat menghindarkan pasien dari kontaminasi bakteri maupun virus," kata Afrizal, dilansir Antara, Rabu, 8 Juni 2016.

Tim menamai robot canggih itu Luvizer. Robot tersebut merupakan gabungan dari robot line follower dengan alat sterilisasi manual yang dapat dikontrol jarak jauh secara digital menggunakan controller arduino.

"Sehingga dapat melakukan desinfeksi ruang operasi," ujar Afrizal.

Metode desinfeksi, lanjut dia, menggunakan cahaya ultraviolet (UV) yang memiliki panjang gelombang cukup pendek untuk membunuh mikroorganisme. Cahaya UV juga dinilai efektif untuk menghancurkan asam nukleat pada mikroorganisme.

"Yang menyebabkan DNA-nya terganggu oleh radiasi UV, sehingga organisme ini tak dapat melakukan fungsi-fungsi sel penting," kata dia lagi.

Menurut Afrizal, robot Luvizer yang dirancang ini sempat mengalami perubahan konsep berkali-kali sebelum terwujud menjadi sebuah robot medis pensteril kamar operasi.

"Robot medis ini juga sangat aman dengan sensor Passive Infrared Receiver (PIR) yang mampu mendeteksi suhu manusia, karena lampu ultraviolet yang kami gunakan merupakan jenis UVC," ujar dia.

Ia mengungkapkan, lampu ultraviolet jenis UVC yang digunakan memiliki panjang gelombang 260 cm. Radiasinya pun memiliki efek kimia dan efek germicidal yang mampu membunuh bakteri.

"Kami juga menambah sensor PIR supaya jika terdeteksi ada orang di dalam ruang operasi, robot ini otomatis mati, sehingga petugas medis bebas paparan radiasi tersebut," kata dia.

Karya itu berhasil menerima dana hibah bidang Karsa Cipta dari Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) dalam ajang tahunan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM-KC) 2016. Meski begitu, rekan tim lainnya, Mokhamad Deny mengakui secara keseluruhan, robot ini belum siap diproduksi massal, sehingga masih harus terus dikembangkan dan diuji lagi.

"Ke depannya Luvizer diharapkan dapat benar-benar diaplikasikan secara luas, sehingga mampu meningkatkan efektivitas paparan radiasi germicidal pada ruang operasi," ujar Deny.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini