Sukses

Berulang, Kapal Bea Cukai Dibom Molotov Penyelundup

Berdasarkan kerasnya perlawanan itu, Bea Cukai menduga penyelundup memasukkan narkoba ke wilayah Asahan.

Liputan6.com, Asahan - Perlawanan penyelundup terhadap upaya penegakan hukum petugas Bea Cukai kembali berulang. Saat hendak disergap, penyelundup melempari mereka dengan bom molotov dan berbagai bahan peledak lain saat berada di perairan Asahan, Sumatera Utara.

Kasi Penindakan dan Penyidikan KPPBC Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung M Firdaus mengatakan, akibat serangan, lima petugas mengalami luka bakar ringan di bagian leher, tangan dan kepala. Kapal patroli Bea Cukai saat itu berpenumpang sembilan orang.

"Kejadiannya hari Selasa, 7 Juni 2016 kemarin sekitar pukul 18.00 WIB. Petugas kita diserang oleh para penyelundup," kata Firdaus, Rabu (8/6/2016).

Firdaus menjelaskan, para petugas saat itu sedang berpatroli. Petugas kemudian melihat tiga kapal berlayar beriringan dari Malaysia menuju Tanjung Balai. Kapal itu terdiri dari dua kapal sarat muatan masing-masing 50 ton dengan massa masing-masing sekitar 50 orang.

"Satu kapal lagi bermuatan massa," ujar Firdaus.

Saat dikejar petugas, kata Firdaus, massa yang berada di tiga kapal tersebut telah menyalakan obor dan kemudian menyerang kapal patroli. Tidak hanya melempari obor, massa juga melempari petugas dengan petasan dan bom molotov.

"Mereka tidak mengindahkan imbauan kita, meskipun petugas telah mengeluarkan penembakan peringatan. Melihat situasi semakin tak kondusif, akhirnya petugas melepaskan tembakan ke lambung kapal," tutur Firdaus.

Firdaus mengungkapkan, setelah petugas melepaskan tembakan ke lambung kapal, massa semakin beringas dan memaksa masuk ke Tanjung Balai dengan cara menyiramkan bensin dan menyulutkan api ke kapal patroli. Para penyelundup itu diperkirakan kabur ke kawasan Esdengki, Tanjung Balai.

"Kapal patroli sempat terbakar dan kita memilih menyelamatkan kapal dan personel. Kemungkinan kapal penyelundup itu membawa bal press (pakaian bekas) dan bisa jadi ada narkoba, karena perlawanan dari massa cukup beringas," ujar Firdaus.

Perlawanan serupa pernah dialami petugas Bea Cukai Kepulauan Riau (Kepri). Kapal patroli petugas diserang puluhan orang pada Senin dini hari, 24 Mei 2016, saat menggagalkan upaya penyelundupan pakaian bekas. Penyerangan itu diduga ditunggangi pengusaha.

Kepada petugas, Ridwan (43), salah seorang penyerang, mengaku dibayar sebesar Rp 1,5 juta sebagai ABK sekaligus pengawal muatan. Ia juga diperintah untuk melawan jika ada petugas yang akan menyita muatannya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.